BAB: I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bimbingan dapat diartikan bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan kehidupan sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Sedang konseling merupakan suatu proses yang dilakukan konselor dalam membantu konseli untuk mengatasi hambatan-hamabatan perkembangan dirinya dan untuk mencapai perkembn\angan optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya dan proses ini dapat terjadi setiap waktu ( Division of conseling psychology ).

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling ini seseorang tidaklah bekerja sendiri, melainkan bekerja sama dengan orang-prang yang seprofesi dengannya, atau dengan kata lain suatu kerja sama dalam penanganan suatu masalah yang dihadapi seorang konseli sanagtlah dibutuhkan oleh konselor. Maka, seorang konselor haruslah mempunyai organiosassi dimana organisasi tersebut merupakan kelompok orang yang memang ahli dalam hal bimbingan dan konseling.
Dari hal di atas, kama, pada makalah ini akan dibahas oprganisasi bimbingan yang mencakup di dalamnya pentingnya organisasi bimbingan, asas-asas organisasi  bimbingan dan pola umum organisasi bimbingan.
B.    Rumusan Masalah
1.    Pentingnya Organisasi Bimbingan
2.    Asas-asas Bimbingan
3.    Pola Umum Organisasi Bimbingan

BAB: II
PEMBAHASAN

1.    Pentingnya Organisasi Bimbingan
Organisasi adalah wadah atau badan, yakni kumpulan orang dimana di dalamnya dilakukan proses pembagian kerja dan sistewm hubungan yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama ( Sutarto, 1991, h. 34-39 ). Admunistrasi dan manajemen digerakkan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan  organisasi melalui system kerja sama kelompuk orang.
Untuk mencapapai tujuan, umumnya orang berkumpul dan kerja bsama dalam waktu yang relative lama, karena mereka menyadari bahwa dengan saling membantu maka pekerjaan dan pencapaian tujuan mereka menjadi lebih dipermudah. Demikian juga waktu [encapaian tujuan dapat lebih dipersingkat dan masing-masing dapat mengatasi nkekurang mampuannya sehingga dapat mencapai keputusan bersama.
Sedangkan bimbingan adal;ah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk nmenemukan dan mengembangkan kemapuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan soaial, sedang konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses bimbingan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara konselor dan konseli.
Organisasi bimbingan dan konseling dalam pengertian umum dapat diartikan suatu wadah atau badan yang mengatur segala kegiatan untuk mencapai tujuan bimbingan dan konseling  secara bersama-sama.



2.    Asas-Asas Organisasi Bimbingan dan Konseling
Dalam merencanakan organisasi dan administrasi program bimbingan sejumlah prinsip-prinsip dasar perlu  mendapat perhatian para petugas sekolah. Diantara prinsip-prinsip itu berikut ini yang terpenting:
1.    Program bimbingan yang efektif harus menghasilkan timbulnya suatu sikap pada anak yang dapat memahami dirinya sendiri, dapat membantu diri sendiri dan dapat mengarahkan diri sendiri dengan lebih baik. 
2.    Program itu harus merupakan bagian yang vital dan integral daripada keseluruhan program sekolah dan harus erat sekali berhubungan dengan kegiatan-kegiatan murid di rumah dan masyarakat. 
3.    Program itu harus didasarkan pada minat, motif-motif, yang mendesak dan tujuan-tujuan hidup murid.
4.    Program itu harus berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan perkembangan anak yang telah dipengaruhi oleh lingkungannnya dan factor-faktor lain.
5.    Program itu harus merupakan program yang kontinu (berlangsung terus) dan yang bertujuan melayani semua anak-anak sekolah, dan bukan hanya anak-anak yang bertingkah laku tidak baik saja.
6.    Program itu harus mudah dalam mengatur dan tata laksananya.
7.    Program itu harus dipersiapkan untuk menemuykan dan memecahkan berbagai masalah anak.
8.    Program itu harus merupakan uasaha bersama semua anggota staf sekolah.
Prinsip-prinsip umum tersebut dikemukakan dengan maksud memberi arah yang baik bagi mereka yang menghendaki suatu organisasi program bimbingan yang fungsionil.
3.    Pola Umum Organisasi Bimbingan
Sebagai suatu badan, organisasi bimbingan harus memilih pola organisasi yang didasarkan atas kesepakatan bersama diantara pihak-pihak yang terkait yang dilanjutkan dengan usaha-usaha perencanaan untuk mencapai tujuan, pembagian tugas, pengendalian proses dan penggunaan sumber-sumber bimbingan. Usaha-usaha tersebut disebvut sebagai administrasi bimbingan dan konseling.
Hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam pola organisasi adalah bagaimana memanage bimbingan dan konseling sehingga tercapai tujuan mulia sebagaimana digariskan dalam konsep-konsepnya yang dibuktikan dalam bentuk hasil-hasil yang nyata bermanfaat. Memanage bimbingan dan konseling dapat diartikan kemampuan mendayagunakan semua sumber oaganisasi dan administrasi bimbingan yang sifatnya terbatas. Dalam organisasi bimbingan dan konseling disekolah misalnya, sumber-sumber yang perlu didayagunakan dan berhasil guna adalah kemampuan pengelolaan (guru bimbingan), kewajiban dan tugas kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas serta staf administrasi sehubungan dengan bimbingan bdan konseling, dana yang terbatas, bahan atau materi serta alat penunjang yang terbatas pula, waktu tatap mukasecara formal dan knmunikasi yang sangat jarang denga siswa dan kesempatan siswa yang hampir tidak ada. Kemudian, akhir dari penanganan perlu disertai dengan pertanggungjawaban dan pelaporan.
Pelaksaan bimbingan dan konseling dirasa tidak berat manakala dapat diwujudkan organisasi , administrasi dan bimbingan yang baik.
Pola organisasi bimbingan yang dipilih dan dikembangkan di suatu sekolah tergantung pada organisasi sekolah secara keseluruhan, yang dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah yang efektif akan memungkinkan terjalinnya kerja sama yang baik antara petugas bimbingan dan petugas lainnya di sokalah dan tentu saja akan menghindari pertentangan kegiatan antara pembimbing dan penyuluh dengan guru dan muridyang terlibat dalam proses belajar mengajar dan kegiatan penunjang lainnya.
Salah satu pola organisasi bimbingan dan konseling adalah:

Pengawas/penilik sekolah
(Pengawas Konselor)
   
Murid-Murid
Kepala Sekolah
Dewan Bimbingan
Guru Kelas
Guru Penyuluh





Menurut pola di atas, pengawas atau penilik sekolah merupakan administrator dalam program bimbingan  di sekolah, sedangkan masing-masing sekolah adalah petugas utama dalam administrasi bimbingan bagi masing-masing sekolahnya. Guru, yang setiap harinya berhubungan dengan muridnya-muridnya, bertugas melaksanakan sebagian besar kegiatan-kegiatan bimbingan. Dalam melaksanakan tugasnya ini, guru dibantu oleh kepala sekolah, guru penyuluh (konselor) dan pengawas konselor.
Untuk menjamin  kelancaran organisasi pelayanan bimbingan pelu sekali disiapkan suatu rencana kerja yang daaaan mendapat dukungan dari segenap anggota staf. Guru-guru yang telah mendapat pelajaran khusus dalam bimbingan dan konseling, baik di sekolah maupun dalam rapat-rapat kerja atau upgrading, hendaknya mengambil prakarsa  dan berpartisipasi secara aktif dalam usaha mengembangkan rencana tersebut.
Langkah-langkah yang perlu diambil dalam mengatur program organisasi bimbingan di sekolah mencakup tahap-tahap sebagai berikut:
1.    Pembentukan dewan bimbingan yang akan melaksanakan fungsi permulaan dan dipimpin oleh kepala sekolah. Dalam hal ini dibentuk seksi-seksi:
·    Seksi yang bertugas menyiapkjan catatan-catatan kumulatif yang diperlukan.
·    Seksi yang bertugas menyiapkan program kegiatan-kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler.
·    Seksi yang bertugas menyiapkan program kegiatan kejuruan.
·    Seksi yang bertugas menyiapkan program hubungan masyarakat (publikasi).
·    Seksi yang bertugas menyiapkan program Testing dan evaluasi.
·    Seksi yang bertugas menyiapkan program In-service training (penataran) bagi semua petugas sekolah.
2.    Kesempatan bekerja diberikan kepada seksi-seksi dengan ditetapkan batas waktu.
3.    Rapat pleno dewan bimbingan yang menghasilkan rencana dan program kerjayang akan dilaksanakan.
4.    Pelaksanaan rencana dan program kerja yang telah disetujui.
5.    Memulai program bimbingan oleh guru penyuluh.










BAB: III
PENUTUP


Organisasi adalah wadah atau badan, yakni kumpulan orang dimana di dalamnya dilakukan proses pembagian kerja dan sistewm hubungan yang disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama ( Sutarto, 1991, h. 34-39 ). Admunistrasi dan manajemen digerakkan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan-tujuan  organisasi melalui system kerja sama kelompuk orang.
Untuk mencapapai tujuan, umumnya orang berkumpul dan kerja bsama dalam waktu yang relative lama, karena mereka menyadari bahwa dengan saling membantu maka pekerjaan dan pencapaian tujuan mereka menjadi lebih dipermudah. Demikian juga waktu [encapaian tujuan dapat lebih dipersingkat dan masing-masing dapat mengatasi nkekurang mampuannya sehingga dapat mencapai keputusan bersama.
Dalam pelaksanaannya suatu organisasi bimbingan  dan konseling harus memperhatikan asas-asas ataupun prinsip-prinsipnya. Asas-asas tersebut adalah:
1.Program bimbingan yang efektif harus menghasilkan timbulnya suatu sikap pada anak.
2.Program itu harus merupakan bagian yang vital dan integral daripada keseluruhan program sekolah.
3.Program itu harus didasarkan pada minat, motif-motif, yang mendesak dan tujuan-tujuan hidup murid.
4.Program itu harus berhubungan dengan semua aspek kehidupan dan perkembangan anak.
5.Program itu harus merupakan program yang kontinu (berlangsung terus).
6.Program itu harus mudah dalam mengatur dan tata laksananya.
7.Program itu harus dipersiapkan untuk menemuykan dan memecahkan berbagai masalah anak.
8.Program itu harus merupakan uasaha bersama semua anggota staf sekolah.
DAFTAR REFERENSI

Priyatno, Ermanti, Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta, 1999

Ridwan, Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2004

Hallen A, Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002

Jumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV. Ilmu

Umi Rohmah, Diktat Bimbingna dan Penyuluhan, Ponorogo: STAIN PPonorogo Press, 2007

ORGANISASI BIMBINGAN

Posted on

Wednesday, November 21, 2012