Banggle adalah sebuah desa yang terletak tidak jauh dari Kertosono-Nganjuk, untuk menuju tempat itu, dari Kertosono menempuh jarak kira-kira 10km, dalam perjalanan akan kita temui sebuah pabrik gula yang lumayan besar, setelah itu kita akan menjumpai pertigaan yang ada lampu kuning yang berarti harus pelan-pelan, dari situ kita belok ke kiri dan mengikuti jalan aspal sampai menemui perempatan, dari perempatan tersebut belok kanan sampai melewati sebuah sungai, setelah sungai akan dijumpai perempatan lagi yaitu perempatan Lengkong yang juga disebut pasar Lengkong ataupun Kecamatan Lengkong, ditempat tersebut akan ditemui beberapa PKL, Bank BRI maupun bahan kebutuhan pokok. Perempatan tersebut dapat dijadikan jalur alternatif untuk menuju Surabaya atau Lamongan jika belok ke utara ataupun ke Madiun jika belok ke selatan. Jarak desa Banggle dari Kecamatan sekitar 6km dapat ditempuh dalam waktu setengah jam dan 35km dari Kabupaten dengan jarak tempuh satu setengah jam.
Untuk menuju Banggle, dari perempatan/Kecamatan jalan kearah selatan kira-kira 50m sampai melihat pom bensin yang terletak disamping pertigaan. Dari situ belok ke barat untuk menuju Banggle sampai menemukan perempatan lagi. Perempataan tersebut kalau lurus menuju desa Pinggir, dan kalau ke kanan/timur menuju desa Sawahan. Untuk ke Banggle, belok ke kiri/ke barat dan melewati dua desa yaitu desa Ngringin dan desa Ketandan, dari Ketandan belok kiri sampailah pada desa Banggle, jalan di Banggle bisa dibilang gampang-gampang susah karena tidak semua jalan yang dilalui mulus. Banyak jalan yang berlubang dan bergelombang, selain itu juga harus melewati beberapa meter hutan jati yang dibawahi Dinas Perhutanan serta Rumah Dinas Perhutani yang terletak dipinggir hutan. Beberapa meter dari situ akan terdapat balai desa Banggle.
Desa bangle yang dikepalai oleh Pak. Tarminto dibantu oleh sekretarisnya yaitu Pak. Purwanto sebagian besar merupakan dataran dengan luas ±87,41 ha dengan curah hujan mencapai 200 mm/th dan 500m dari permukaan laut, Tingkat kesuburan tahan di banggle mencapai 42,60 ha untuk tanah yang kesuburannya sedang, dalam desa tersebut terdapat sungai dan sumur ladang untuk irigasi, selain itu sugai juga untuk tempat bersenang-senang anak-anak dan mencuci, sungai dipegang penuh oleh kepala desa untuk kepentingan masyarakat,
Di desa banggle terdapat dua dusun 16 RT yaitu dusun pule yang diketuai oleh Pak. Sardi dan dusun bangle yang diketuai oleh Pak. Anom. Di dusun pule terdapat 4 RT 1 RW dan 12 RT serta 2 RW terdapat di dusun banggle, dua dusun itu dihuni ± 150 7 jiwa dari berbagai umur 659 adalah laki-laki dan 848 wanita, sebagian besar dari jumlah tersebut adalah petani dengan jumlah ± 299 jiwa dan sisanya 218 jiwa sebagai pekerja jasa, kantor dan perdagangan yang meliputi masyarakat yang bekerja di bidang swasta ± 33 orang, pegawai pemerintah 26 orang, TNI 2 orang POLRI 1 orang, 11 pedagang dan 145 buruh namun tidak sedikit pengangguran yang terdapat di desa banggle, dari 895 angkatan kerja yang berumur 15-55 tahun hanya 261 angkatan tersebut yang bekerja.
Dalam dunia pendidikan ada beberapa diantaranya yang tidak sekolah yang mencapai 180 orang, 262 orang SLTP, 93 orang SLTA, 2 orang D3, 12 orang Perguruan Tinggi, dari sini terlihat jelas bahwasannya pendidikan di desa bangle masih rendah karena mencapai lebih dari 50% dari jumlah orang yang berpendidikan.
Banggle sebuah desa dengan luas kira-kira 898,742 ha dengan perincian sebagai berikut :
NO Penggunaan Luas (ha)
1 Pemukiman Umum 32,400
2 Sawah tadah hujan 42,600
3 Ladang/tegalan 11,265
4 Hutan Lindung 811,800
5 Perkantoran 0,052
6 Sekolah 0,125
7 Kuburan 0,500

Dari table diatas memperlihatkan bahwasannya desa Banggle sebagian besar adalah hutan yang mencapai 811,800 ha, namun justru bukan dari hutan ini masyarakat mencari penghidupan tapi dari sawahlah yang presentasenya lebih kecil 42,600 ha, semua itu disebabkan karena tidak semua hasil hutan itu untuk masyarakat Banggle, hutan ada dibawah kepemilikan Dinas Perhutanan, jadi jika akan mengambil atau menanam dalam hutan tersebut harus memakai izin dari Dinas Perhutanan.
Desa bangle juga mempunyai batasan-batasan wilayah seagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Sumber Miri (Hutan) Kecamatan Lengkong
Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Jaan (Hutan) kecamatan Gondang
Sebelah Barat berbatasan dengan : Desa Jaan (Hutan) kecamatan Gondang
Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Ketandan Kecamatan Lengkong

Desa Banggle dalam setiap tahun mendapat pemasukan dari berbagai sumber daya alam yang dimilikinya, dari hasil bumi dapat dilihat dalam tabel berikut :

NO Jenis Palawija Luas (ha) Hasil Panen
Ton/ha Rupiah
1 Kacang Panjang 0,050 0,5 500.000
2 Kacang Hijau 0,300 0,5 250.000
3 Jagung 35 15+200.000 108.000.000
4 Ubi Kayu 20 40.000.000
5 Terong 0,300 5,3 750.000
6 Cabe 10 0,7+8000 560.000.000
NO Jenis Buah-buahan Luas (ha) Hasil Panen
Ton/ha Rupiah
1 Mangga 2 2 3.750.000
2 Pisang 0,600 1 875.000
NO Jenis Obat-obatan Luas (ha) Hasil Panen
Ton/ha Rupiah
1 Jahe 3,030 3,3 x 1.200.000 13.068.000
2 Kunyit 3 3,5 x 1.000.000 10.500.000
3 Porang 3 7 x 1.000.000 21.000.000
NO Jenis Tanaman Luas (ha) Hasil Panen
Ton/ha Rupiah
1 Tembakau 15 1,4 210.000.000
2 Tebu 7 60 154.000.000
NO Jenis Padi Luas (ha) Hasil Panen
Ton/ha Rupiah
1 Padi Sawah 5,6 5,6 58.850.000
2 Padi Ladang 99,2 5,46 163.940.000

semua tanaman diatas dikelola oleh para petani pada sawah ataupun ladang mereka masing-masing dengan membentuk kelompok tani bagi tiap-tiap warga, ada yang menyusun pola tanam, mengadakan pertemuan rutin antar petani, sistem simpan pinjam bahkan adapula yang mengadakan arisan, biasanya pasca panen para petani menjual berbagai tanaman diatas kepada para tengkulak. Menanam padi dan Tembakau tetap menjadi prioritas utama masyarakat Bangle karena padi sangat berpotensi pada saat musim kemarau dan tembakau untuk musim hujan, Para petani sebagian besar bersetatus buruh perkebunan ataupun buruh tani 25 orang, lebih besar jumlahnya jika dibandingkan dengan Pemilik Perkebunan Rakyat yang cuma terdapat 3 orang saja, dari sini bisa diketahui bahwa 25 orang ini masih mengekor pada 3 orang yang notabene adalah orang yang mempunyai modal (Neo Liberal),
untuk keadaan peternakan dalam desa Banggle, masyarakat banyak memanfaatkan sapi potong sebagai alternative untuk dipelihara karena mudah untuk dijual disaat dibutuhkan , presentasenyapun lebih besar dari setiap tahunnya, untuk lebih jelas bias dilihat pada table dibawah ini :
NO Jenis Peternakan Jumlah Pemilik Usaha/
Buruh Jumlah
Tiap KK Keterangan
Harga Tiap Ekor Rupiah
1 Sapi Potong 108 Orang 112 5.500.000 616.000.000
2 Kambing 124 Orang 186 1.000.000 186.000.000
3 Kerbau 2 Orang 22 7.000.000 154.000.000
4 Buruh 3 Orang - - -

Demikianlah rincian presentase peternakan desa Banggle, jadi selain petani ada juga yang pekerjaannya sebagai buruh peternakan namun tidak sebanyak jumlah petani, peternakan tersebut murni kepemilikan warga karena mereka berternak untuk diri mereka sendiri, Banggle yang kaya akan hasil bumi dan peternakan juga memiliki beberapa hasil tambang seperti batu marmer yang kualitasnya tidak kalah dengan kota marmer “Tulungagung”, hasil tambang ini terletak di kawasan gunung sili yang mencapi luas 5 ha.

Narasi Waktu KKN

Posted on

Saturday, November 13, 2010