24 Januari, setiap tanggal itu kau selalu didekatku saat itu, aku selalu dapat melihat hamparan luas harapan dalam mata indahmu, menemukan tiap motivasi dalam setiap irama suaramu dan merasakan kedamaian dengan hangatnya suasana bersamamu

Angka 24, huruf F, Liverpool, The Reason, Pretty Boy, The Day You Went Away dan yang paling menyebalkan adalah lukisan wajahmu dihatiku yang membuatku semakin terpuruk dalam kehidupanku

24 Januari saat kau tinggalkan aku dan aku meninggalkanmu, maka ingatlah….. carilah seseorang yang mungkin lebih gila dari aku, lebih bodoh dari aku, lebih keras kepala dari aku, lebih egois dari aku dan lebih munafik dari aku karena terlalu menyayangimu dan sangat keterlaluan dalam menjaga dan berkorban demi kebahagiaanmu



24 Januari

24 Januari, 24 Januari, 24 Januari
Hari spesial namun juga hari sial, Hari itu semakin mendekat, Hingga tak terasa aroma nostalgia bersemi di 24 Januari ini, Ya… bulan ini yang telah menyimpan banyak angan dan kenangan Tentunya denganmu.

24 Januari, Ingin aku menahanmu, Tapi aku tahu, aku tak akan bias Bahkan sekalipun kita terikat, Kita akan selalu berpisah, Karena jalan kita memang berbeda, Jadi kulepasmu dalam tangisku

24 Januari Kini tinggal bayanganmu di bulan januari, Bayanganmu yang selalu hadir di depanku Menghadirkan kenangan suka dan duka, Kenangan yang tak pernah bisa kuhapus, Kenangan yang seakan terpatri dalam hatiku, Kadang aku benci untuk mengakuinya bahwa meski kita berpisah, hatiku tak bisa lepas darimu, Aku juga benci bertanya dalam hati “apakah kamu juga sama?”

24 Januari, Dalam hangatnya suasana bulan ini, Mengingatkanku akan hangatnya senyummu, namun dimana senyum dan belas kasih itu saat ini? Belas kasih yang penuh mimpi semu yang hanya bisa merasakan abadinya duka dan luka

24 Januari saat lampu kupejamkan sembari menyebrangi sepi, Menantikan bulan di atas kuburan sambil menunggu maut yang sebentar lagi menjemput,
Yang kubawa hanya perih
Yang ku ucap hanya pedih
Yang ku catat hanya sakit
Hatiku penuh dengan luka, Luka mendalam yang kau berikan padaku

24 Januari Dirimu yang datang disaat perbedaan mulai terasa melengkap, Membuat keadaan semakin berbeda dari senyum menjadi ratapan, Aku sedih… Kebahagiaan yang terasa sudah sangat mendekat, Kini menjadi sebuah pertanyaan yang kini tiada ku temukan jawabannya

24 Januari yang aku benci, tapi aku suka bulan ini, Dirimu yang datang hadirkan sejuta makna
Pergi meninggalkan luka yang mendalam, Kini aku kehilangan jati diriku karnamu, lupa akan siapa aku dan apa yang tujuanku

24 Januari saat terkesima di dalam batinku saat aku tau, aku suka denganmu, Tapi saat ku temukan keindahan, ternyata semua itu hanyalah harapan semu, mungkin kau tertawa renyah dan bahagia berpaling dariku dengan pengganti yang baru, lalu aku hanya akan melihat, membisu dan membeku di hadapanmu
24 Januari saat Aku menyadari bahwa yang kurasakan bukanlah bahagia, tapi berbeda, Berbeda adalah ketika aku suka kamu, tapi kau hancurkan semua itu

24 Januari Diam-diam aku menangis di dalam hati, Karena aku tau kau yang punya cinta bukan untukku, aku tau kebahagiaanmu seharusnya adalah ceriaku namun Entah mengapa ceria itu terganti dengan sesuatu yang kurasa itu cemburu atau iri hati

24 Januari Aku selalu berusaha menyayagimu, berusaha selalu menjagamu, tak peduli siapa aku siapa kamu, namun semua itu salah menurutmu, tak pernah sedikitpun aku berfikir untuk menjatuhkanmu bahkan memilikimupun tidak, tidak sama sekali, lalu tanpa alasan kau diamkan aku yang meninggalkan pertanyaan tanpa pernah ada jawabannya namun aku tau bahwa I’ll Never Walk Alone



Bye

And

Thank’s for everything
 

Indahnya janji yang pernah terikrar
Manisnya cinta yang pernah tercipta
Bagaikan mimpi yang tak pernah berakhir
Sejak kau gantung cinta ini
Meski bibir tak mampu berucap
Meski mulut tak mampu berkata
Namun bulan dan bintang telah pahami
Betapa tulus cinta ini untukmu
Jika rindu ini menjenuh kanmu
Jika sayang ini menyakit kanmu
Jika cinta ini membuatmu menjauh
Aku rela engkau membenci cintaku
Bukannya hati ini tak sakit
Bukannya hati ini tak hancur
Bukannya hati ini tak perih
Hanya kepasrahan yang mengiringi
Terimakasih cintaku
Untuk kenangan yang pernah kau beri
Satu ikrar untukmu
Tak akan kumencari pengganti
Aku sudah tak bisa menangis...
karena sudah tak ada air mata lagi...
aku sudah tak bisa berdoa...
karena sudah tak ada kata lagi...
aku sudah tak bisa berusaha...
karena sudah tak ada kekuatan lagi...

kenapa kamu masih belum mengerti...
apa arti dirimu untukku...
kenapa kamu masih belum sadar...
apa arti hadirmu untukku...
kenapa kamu masih belum melihat...
apa arti KAMU untukku....

bisakah kamu sadar ?? mengerti?? melihat??
apalagi merasa??...
memang aku hanya mondar mandir di depanmu setiap hari...
memang aku hanya jadi teman biasa untukmu..
tapi cobalah sadar, mengerti, lihat, dan rasakan...
apa arti KAMU bagiku...

sudah lah....
aku tak kuat lagi...
maafkan aku kalau aku membisu...
bukan karena aku lelah...
bukan karena santunku hilang...
tapi memang...
hati ini sudah tak mengerti hadirmu...
hati ini sudah mencapai batas untuk terus maju...
hati ini sudah tak bisa lagi menjadi yang terbaik bagimu...

tapi ya biarlah yang berlalu, berlalu...
dan aku akan selalu menunggu di sini dalam kesunyian...
kembali menatapi apa yang harus ku cari...
dan memang ada yang lebih baik untukmu....

24 Januari

Posted on

Sunday, September 21, 2008