Meditasi sufistik

Resensi buku

Judul : meditasi sufistik

Penerbit ; qal hidayah

Penulis : Sudirman tebba.

Cetakan : Ke-1

Halaman : 137 Halaman

Kehidupan modern yang mengglobal sekarang senantiasa mendorong gaya hidup hedonis.Banyak orang berlomba-lomba menampilkan kekayaanya dan memuja kesenangan-kesenangan duniawi semata

Fenomena seperti itu terasa sekali,terutama di masyarakat perkotaan.dengan materi yang dimilikinya,orang bisa gonta-ganti mobil mewah,punya rumah di mana-mana,bersenang-senang sepuasnya,jika perlu di temani wanita-wanita muda nan cantik.

Tetapi,kondisi yang demikian ternyata tidak menjadikan semua orang bisa menemukan kepuasan batin sejati.mereka sadar bahwa kesenangan-kesenangan itu hanya tipuan dunia.mereka kemudian lari dari dunia tadi ,mencari jalan lain,dengan apa yang disebut meditasi (ta’amulat).

Meditasi adalah salah satu praktik mistis yang berkembang cukup pesat dewasa ini dijadikan, sejalan dengan maraknya minat dan meningkat semangatnya semangat kehidupan spiritual dan mistis dalam masyarakat.

Bagaimana agama islam sendiri memandang meditasi. Sudirman Tebba, menulis masalah ini dalam bukunya Meditasi Saufistik. Buku setebal 137 halaman itu membahas suputar meditasi dikaitkan dengan aktivitas tasawuf atau mistisisme.

Menurut sudirman, tasawuf islam sangat kaya dengan berbagai jenis praktik meditasi seperti djikir, doa, wirid, iktikaf, uslah, dan sebagainya. Inilah yang disebut sudirman sebagai meditasi sufistik.

Sebagai salah satu praktik dalam dan bagaian dari ajaran-ajaran tasawuf, meditasi sufustik adalah jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, meditasi sufistik juga bias dimanfaatkan untuk menyegarkan hati dan pikiran dalam meraih kehidupan sehat dn bahagia.

Buku ini membahas berbagai praktik meditasi sufistik yang dirasa masih sangat relevan dalam menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan kehidupan didunia modern yang penuh dengan gelombang perubahan dan ketidakpastian.

Kehidupan spiritual selalau ditandai dengan meditasi. Karena itu, meditasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat menonjol di kalangan mereka yang menempuh jalan spiritual, seperti kaum sufi.

Meditasi sendiri diartikan sebagai media pemusatan pikiran dan perasaan unyuk mencapai seuatu. Meditasi juga diartikan sebagai suatu cara, metode dan latihan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan meditasi bermacam-macam, tergantung pada masing-masing orang. Di ntaranya,untuk mecari makna. Ada pula yang mencari ketenangan pikiran, perasaan, sehingga bisa hidup sehat dan bahagia.

Di zaman sekarang, bayak orang mencari makna hidupnya. Kehidupan ekonomi mereka udah makmur, tetapi mereka merasa hidupnya tidak bermakna. Untuk mengatasi hidup yang hampa seperi itu, bayak orang melakukan meditasi.

Banyak pula orang bermeditasi untuk mencari ketenangan pikiran dan perasaan. Dengan mencapai ketenangan, orang teerhindar dari penyakit-penyakit yang muncul dari gangguan jiwa, seperti stres.

Untuk mengobati gangguan kejiwaan seperi itu, bayak orang lalu mencari pengobatan dengan cara meditasi.

Meditasi terdapat dalam berbagai agama dan budaya. Dalam agama islam, misalnya, meditasi diajarkan dalam tasawuf. Ada bberapa kegiatan spiritual yang dapt dikategorikan sebagai meditasi tasawuf, yaitu muroqubah, muhasabah, wirid, tafakur, do’a, uzlah dan i'tikaf.

Dalam buku ini. Muraqabah dikupas pada bagian 1. muraqabah ialah kosentrasi penuh waspada dengan segenap kekuatan jiwa, pikiran imijinasi. Selama muraqabah brlangsung, sang hamba mengamati bagaimana Allah maujud dengan jelas dalam kosmos dan dalam dirinya sendiri.

Muraqabah ada kaitanya dengan mujahadah, yaitu perjuangan dan upaya spiritual maelawan hawa nafsu dan berbagai kecendrungan terus menerus yang disebut perang besar (jihad al-akbar).

Perang ini menggunakan berbagai senjata samawi berupa mengingat kepada Allah. Mereka yang sudah matang dalam menempuh jalan spiritual dan mereka yang mengenal Allah mengatakan bahwa, mujahadah adalah permainan anak-anak. Sedang pekerjaan orang dewasa adalah pengetahuan Ilahi.

Meditasu sufistik lainnya, muhasabah (Bagian 2), yakni analisis terus menerus terhadap hati berikut keadaan yang selalu berubah. Selamah musahabah, orang yang merenung pun memeriksa gerakan hati. Di meng-hisab dirinya sendiri tanpa menunggu datangnya hari kebangkitan di akherat kelak.

Wirid juga bisa disebut meditasi sufistik (Bagian 3). Wirid adalah latihan spiritual dengan menyebut nama-nama Tuhan yang biasa disebut al-asma al-husna, jumlahnya 99 nama. Wirid, merupakan tafakur, mengerjakan shalat sunat, membaca al-qur’an, zikir dan do’a.

Dalam tarekat, pengalaman wirid melahirkan transformasi spiritual ini tegantung pada rahmat Allah dan kesucian niat.

Islam juga mengenal dengan apa yang disebut tafakur (Bagian4). Tafakur berarti perenungan, yaitu merenungan pencipta Allah, kekuasaanya yang nyata dan ter sembunyi, serta kebesaranya di seluruh langit dan bumi.

Tafakur sebaiknya dilakukan setiap hari, terutama pada tengah malam. Karena saat malam adalah waktu yang paling baik, lengang, jernih dan tepat untuk penyuciaan jiwa.

Selain istilah tafakur, dalam tasawuf juga aa istilah tadzakkur. Ada persamaan dan pebedaan diantara keduaya. Sedang perbedaanya, tafakur dan tadzakkur berarti perenungan. Sedang perbedaan, sebagian ulama mengartikan tafakur adalah jalan untuk menuju tadzakkur. Sedang tadzakkur merupakan wujud dari tafakur.

Kegiatan meditasi lainya ialah zikir (Bagian 5). Zikir berarti mengingat, menyebut atau mengagungkan Allah dengan mengulang-ngulang salh satu nama atau kalimat keagungan-Nya.

Zikir yang hakiki adalah sebuah keadaan spiritual di mana seseorang yang mengingat Allah memusatkan segenap kekuatan fisik dan spiritualnya kepada Allah, sehingga seluruh wujudnya bisa bersatu dengan Yang Maha Mutlak. Ini meupakan amalan dasar dalam menempuh jalan sufi.

Zikir dapat dilakukan berbagai cara, dengan bersuara (zikir jahr) maupun secara diam (zikir khafi), dengan lidah (zikir lisan), tanpa suara tetapi dengan gerakan dan perasaan batin (zikir nafs) dan mengingat Allah dengan hati (zikir qalb).

Meditasi sufistik lainya adalah do’a (Bagian 6). Do’a berarti permintaan atau permohonan, yaitu permohonan kepadaAllah untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Kebaikan didunia adalah kesehatan, kemakmuran, pengetahuaan dan kedudukan serta terhindar dari musibah. Sedang kebaikan di akhirat adalah masuk surga dan terhindar dari siksa neraka.

Do,a merupakan kesempatan manusia mencurahkan hatinya kepada Tuhan. Do,a juga menyatakan kerinduanya, ketakutan dan kebutuhan kepada manusia Tuhan.

Islam juga mengenal meditasi sufistik yang disebut uzlah (Bagian 7). Uzlah berarti mengasingkan diri, yaitu mengasingkan diri dari pergaulan dengan masyarakat untuk menghindari maksiat dan kejahatan, serta melati h jiwa dengan melakukan ibadah, zikir, do’a dan tafakur.

Islam juga mengenal itikaf (Bagian 8). Itikaf berarti berdiam diri di dalm masjid niat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Tentang Sufistik

Posted on

Thursday, July 24, 2008