A.
Pelaksanaan KKN Transformatif
1. Untuk Desa Lokasi Baru
Pelaksanaan ini merupakan tahap utama dalam
kegiatan KKN transformatif, yaitu mahasiswa peserta KKN masuk dan hidup bersama
(live in) dengan komunitas selama 30 hari. Daur gerakan sosial merupakan
proses yang dilakukan sebagai pendekatan sehingga proses riset, pembelajaran,
dan pemecahan tehnis dari problem sosial komunitas dapat dilakukan secara
terencana, terprogram, dan terlaksana bersama masyarakat. Daur gerakan sosial
dimaksud adalah tahap-tahap
mulai dari a) Pemetaan awal (Preleminary
mapping), b) Membangun hubungan kemanusiaan, c) Penentuan agenda riset untuk perubahan sosial, d) Pemetaan partisipatif (Participatory Mapping), e) Merumuskan masalah kemanusiaan, f) Menyusun strategi gerakan, g) Pengorganisasian masyarakat, h) Melancarkan aksi
perubahan, i) Membangun pusat-pusat belajar masyarakat, j) Refleksi (Teoritisasi Perubahan Sosial), dan k) Meluaskan skala gerakan dan dukungan.
Untuk memudahkan pelaksanaan proses daur tersebut dalam satu bulan, maka dapat dilaksanakan dengan tahap-tahap dan waktu yang terjadwal sebagai
berikut:
a. Minggu I Tahap to
Know (Mengetahui Kondisi Riil Komunitas)
Hal-hal yang dilakukan
dalam tahap ini adalah proses-proses inkulturasi yaitu membaur dengan masyarakat untuk membangun
kepercayaan. Membaur bukan sekedar berkumpul dengan mereka, tetapi membaur
untuk menyepakati proses bersama dengan membentuk kelompok. Proses bersama
melalui kelompok tersebut melakukan belajar untuk menemukan problem sosial
mereka melalui riset. Adapun tahap awal ini, karena masih melakukan proses
mengetahui keadaan, belum melakukan analisis problem sosialnya, maka yang
dilakukan adalah mencari gambaran keadaan apa adanya secara detail, menyeluruh,
dan mendalam.
Oleh karena belum melakukan analisis, tim pendamping
(mahasiswa KKN) bersama masyarakat dilarang tergesa-gesa melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Dilarang mengambil simpulan, karena mengambil
simpulan cenderung akan menganggap problem tersebut simple, padahal perlu
melakukan pendalaman, verifikasi data, validasi data, bahkan analisis sejarah,
dan analisis-analisis yang terkait, sehingga tergesa-gesa mengambil
simpulan tidak akan memberikan pemahaman yang tepat.
2) Dilarang menghakimi, tindakan menghakimi artinya
menginvestigasi layaknya seorang polisi menghadapi tersangka. Tim pendamping
meskipun juga sebagai peneliti, sikap yang dibangun adalah bertanya dengan
tujuan belajar, bukan bertanya dengan tujuan mencari-cari kesalahan orang.
Bertanya untuk melakukan riset kritis, berbeda dengan bertanya dengan
mewawancarai untuk mendapatkan data sebagaimana riset konvensional. Apalagi
bertanya dengan nada investigasi. Oleh karena itu, membangun kesetaraan antara
tim pendamping (mahasiswa KKN) dengan komunitas harus didahulukan, sehingga
ketika melakukan diskusi tidak terkesan mewawancarai, tetapi justru saling
belajar (sharing).
3) Dilarang menyalahkan (blamming), tindakan
menyalahkan justru tidak membangun komunikasi yang baik. Kadang malah
menciptakan kesulitan baru bagi pendamping, karena komunitas yang merasa
disalahkan akan mencipatakan jarak dengan tim pendamping. Oleh karena itu, jika
menemukan kesalahan yang dilakukan oleh komunitas, bagaimana pengalaman
kesalahan ini dijadikan sebagai pembelajaran untuk melakukan tindakan ke depan.
Dengan teknik analisis alur sejarah memang akan ditemukan beberapa
kesalahan-kesalahan, tetapi bukan berarti harus disalahkan. Karena kesalahan bisa dilakukan oleh orang-per orang (blamming the victim), bisa juga dilakukan oleh sistem (blamming
the sistem). Oleh karenanya,
tindakan menyalahkan perlu dihindari.
4) Dilarang tergesa-gesa
merumuskan masalah, tindakan merumuskan masalah dapat dilakukan pada tahap
berikutnya, yaitu tahap to understand. Sehingga tahap awal belum
boleh merumuskan masalah, tetapi baru tahap kodifikasi, yaitu menghimpun problem-problem komunitas yang masih berserakan dan belum tersistematiskan. Oleh karena itu, tahap
perumusan masalah baru boleh dilaksanakan pada tahap berikutnya setelah seluruh
data memang telah terkumpul (terkodifikasi) dengan baik.
Teknik-teknik PRA yang digunakan untuk melakukan riset
(kodifikasi) adalah teknik Mapping untuk data geografi, demografi, dan
data-data lainnya. Teknik Transek
untuk memperkuat data tentang geografi, ekonomi, pertanian dan
sebagainya. Teknik alur sejarah desa, Trand and change,
Seasenal calender, survai belanja harian, profil keluarga, profil
keagamaan, tradisi, dan ekonomi, serta profil pembangunan desa (termasuk
politik pembangunan) sebagai data untuk melengkapi seluruh rangkaian sembilan
aspek proses to know.
Pada minggu ini, tim pendamping diharapkan telah berhasil
membentuk kelompok-kelompok informal masyarakat untuk melakukan riset bersama,
sekaligus melakukan agenda analisis, merencanakan tindakan berikutnya.
Kelompok-kelompok informal bisa merupakan kelompok yang sudah terbangun,
seperti kelompok keagamaan (yasin, tahlil, dibaan, muslimatan, pengajian
rutin), atau kelompok profesi (petani, para tukang kayu/batu, pembuat
kerajinan, produsen home insudtri dan sebagainya) atau kelompok kebudayaan atau
kesenian lokal (paguyuban campur sari, wayang, ketoprak, dan sebagainya) atau
kelompok perempuan (PKK, pengajian perempuan, petani perempuan, pengrajin
anyaman, dan sebagainya). Kelompok-kelompok inilah yang menjadi simpul-simpul
masyarakat untuk melakukan proses, karena kelompok-kelompok ini merupakan modal sosial (social capital) untuk
memecahkan problem sosial yang menciptakan perubahan komunitas.
b. Minggu II Tahap to
Understand (Memahami Problem Komunitas)
Tahap to understand
pada minggu ke dua ini bertujuan untuk memahami persoalan utama komunitas. Maka
langkah-langkah yang ditempuh analisis bersama masyarakat melalui proses focus group discusion (FGD).
Tahap ini disebut juga dengan tahap dekodifikasi, yaitu tahap mensistematiskan
problem-problem sosial yang terjadi. Proses FGD tetap menggunakan tool (alat) untuk mempermudah teknis
analisis, sekaligus membelajarkan kepada masyarakat. Oleh karena itu,
penggunaan teknik sekaligus penggunaan media untuk pendidikan masyarakat (populer) dalam rangka proses pendidikan kritis menjadi sangat
penting.
Beberapa teknik untuk mempermudah proses analisis dapat
menggunakan teknik-teknik PRA berikut
ini.
1) Diagram Venn. Teknik ini digunakan untuk menganalisis relasi kuasa pada
komunitas. Mengetahui besaran pengaruh tokoh atau lembaga sosial pada
komunitas, termasuk peran dan fungsinya pada masyarakat.
2) Diagram Alur. Teknik ini digunakan untuk analisis alur atau hubungan antara para pihak.
Sehingga diketahui besaran alur satu pihak dengan pihak lain. Contoh alur hasil
panen padi, alur kepercayaan masyarakat, alur tradisi dan sebagainya.
3) Analisis tata guna,
tata kuasa, dan tata kelola. Analisis ini digunakan untuk menganalisis tentang
kuasa aset komunitas, apa yang terjadi pada aset tersebut. Seperti sebuah lahan
tertentu dengan posisi strategis, maka siapa yang menguasai lahan tersebut, apa
fungsi lahan tersebut bagi masyarakat dan bagi pemiliknya, siapa yang
mengelola, pegelolanya pihak lain atau pemiliknya sendiri, implikasi apa yang
terjadi bagi masyarakat dengan kondisi lahan yang demikian? sejarahnya kenapa
bisa demikian, dan ke depan kira-kira akan seperti apa?
4) Teknik analisis pohon
masalah dan pohon harapan. Teknik analisis pohon masalah merupakan teknik utama untuk merumuskan
problem sosial yang dilanjutkan dengan teknik pohon harapan sebagai tujuan
pemecahan masalah masyarakat. Perumusan ini merupakan proses yang sangat
strategis, karena proses ini menentukan program utama yang akan dilakukan
sebagai strategi pemecahan masalah komunitas. Strategi ini bukan sekedar melakukan
kegiatan, tetapi strategi ini dipilih untuk dapat memecahkan problem utama yang berpengaruh pada
seluruh problem yang terjadi. Teknik analisis pohon masalah dan pohon harapan
akan mengahasilkan rumusan masalah dan rumusan tujuan yang menjadi struktur
rumusan Logical Framework Approach (LFA). Rumusan ini akan menjadi
alat utama melakukan perencanaan program pada minggu berikutnya.
c. Minggu III Tahap to
Plann (Merencanakan Pemecahan Masalah
Komunitas)
Tahap to plann adalah tahap yang dilakukan dalam
minggu ketiga untuk merencanakan aksi pemecahan masalah. Tahap ini sangat
ditentukan oleh proses sebelumnya dalam merumuskan masalah, sebab pemecahan
masalah harus didasarkan atas rumusan masalah yang terjadi. Bukan masalah yang
sekedar disodorkan oleh masyarakat untuk diselesaikan
oleh mahasiswa KKN. Sering terjadi, karena kesalahan proses awal, mahasiswa KKN
dianggap sebagai pihak yang mampu menyelesaikan semua masalah, sehingga seluruh
persoalan komunitas dipasrahkan kepada mahasiswa KKN. Akibatnya proses pembelajaran
dan pendidikan masyarakat tidak berjalan.
Dasar perencanaan program harus dari rumusan masalah
dalam bentuk pohon masalah yang sudah disepakati melalui FGD. Perencanaan
program disusun berdasarkan rumusan masalah dan tujuan, yang strukturnya dibuat
dengan model Logical
Framework Approach (LFA). Perencanaan program ini bentuknya
sebuah proposal dengan sistematika sebagai berikut:
1) Analisis hirarki
masalah, uraian analisis ini bersumber atau sama dengan Analisis pohon masalah. Selanjutnya diperkuat dengan uraian: inti masalah, masalah utama,
penyebab utama, penyebab pendukung atau akar masalah. Kemudian diuraikan dampak
yang ditimbulkan, bahkan dampak yang masif dalam jangka panjang. Sehingga terdapat
argumentasi bahwa problem ini harus segera diatasi dan dipecahkan karena
mempengaruhi atau bahkan mengancam kehidupan komunitas ke
depan.
2) Analinis tujuan,
uraian ini bersumber atau sama dengan analisis pohon harapan. Selanjutnya dilengkapi dengan uraian: tujuan inti, harapan utama,
strategi-strategi, dan dampak yang dihasilkannya.
Uraikan perubahan apa yang terjadi
seandainya strategi ini
dijalankan, sehingga menyelamatkan kehidupan komunitas ke depan.
3) Matrik analisis
kelayakan strategis. Matrik ini digunakan untuk menganalisis
kelayakan strategi sebuah program dilaksanakan. Bentuk programnya apa, capaian
targetnya apa, respon suka atau tidaknya komunitas, kemungkinan
dilaksanakannya, sumberdaya yang dibutuhkan, keberlangsungan (sustainability), pengaruh apa yang akan
terjadi jika dilaksanakan (secara ekonomi, sosial, dan lain-lain)
4) Matrik Perencanaan
Operasional (MPO) atau Matrik Rencana Kerja (MRK). Matrik ini merupakan bentuk
operasional tentang program yang dilaksanakan.
Komponen matrik berupa bentuk kegiatan, target atau capaian, jadwal
pelaksanaan, penanggungjawab, support sumber daya yang dibutuhkan, resiko
atau asumsi.
5) Matrik Analisis
Stakeholder. Matrik ini untuk menganalisis pihak-pihak terkait yang bisa
berpartisipasi pada program yang akan dilaksanakan. Disebut juga dengan matrik
analisis partisipasi. Komponen matrik ini berupa organisasi, kelompok, individu siapa yang terkait, karakteristik
organisasi, kelompok, individu,
kepentingannya apa, sumberdaya yang dimiliki apa, sumberdaya yang dibutuhkan
apa, dan apa tindakan yang harus dilakukan.
6) Organisasi Pelaksana. Penentuan penanggungjawab dan pelaksana program, yaitu pihak yang menjadi
siapa untuk melakukan apa.
7) Penganggaran, Sumber dan Pengeluaran (Budgeting).
Uraian kebutuhan anggaran dan bahan yang dibutuhkan, dengan asumsi sumber
pemasukan dan asumsi pengeluaran. (Untuk kolom-kolom LFA dapat dilihat pada
lampiran buku modul PAR).
d. Minggu
IV to Action dan Reflection (Melakukan Program
Aksi dan Penyadaran)
Minggu ke empat adalah minggu terakhir pelaksanaan KKN,
maka program aksi
sebagai pemecahan problem sosial, diharapkan muncul dari poses pendampingan ini. Tentu saja pilihan program
praktis harus sesuai dengan hasil analisis problem sosialnya dan perencanaan
strategis yang disusunnya. Serta dengan memperhatikan potensi sumberdaya yang
dimiliki, sehingga pelaksanaan program tidak memberatkan komunitas, tetapi
justru menciptakan kondisi yang terbangun dalam kesatuan yang saling gotong royong sebagai tradisi yang
sudah dimiliki oleh masyarakat selama ini.
Program yang demikian itulah dalam tataran teoritis
sebagai sebuah daur praksis, yaitu antara problem realitas dengan keinginan
idealitas terjadi keterkaitan dan kesinambungan secara simultan (Sustainability).
Dengan demikian maka implikasi program aksi memberikan dampak bagi kehidupan
masyarakat secara bertahap, sehingga muncullah perubahan sosial secara
evolutif.
Pada minggu ke empat ini, hal yang semestinya dilakukan
adalah melakukan refleksi atas hasil proses selama hampir satu bulan. Refleksi
bukan sekedar dilakukan untuk internal mahasiswa KKN, tetapi dilakukan bersama
komunitas, sehingga terbangun pembelajaran untuk keseluruhan (mahasiswa dan
masyarakat). Refleksi dibangun untuk mengkritisi kembali hal-hal yang pernah
dilakukan dan pelajaran apa yang bisa diambil untuk menapak ke depan. Dengan
demikian dibangunlah komitmen untuk melanjutkan program untuk menapak perubahan
sehingga tidak terjadi keterputusan. Dari sini akan muncul pengetahuan baru dan
komitmen baru antara mahasiswa dengan masyarakat, sehingga apa yang dilakukan selama
ini bermakna bagi semuanya.
2. Untuk Desa Lokasi Lanjutan
Pelaksanaan KKN untuk lokasi lanjutan agak berbeda dengan lokasi baru, hal ini karena
lokasi lanjutan merupakan penguatan dan pengembangan dari temuan dan program
yang sudah dilaksanakan pada KKN sebelumnya. Sama dengan lokasi baru, pada
lokasi lanjutan mahasiswa
peserta KKN harus masuk dan hidup bersama (live in)
dengan komunitas selama 30 hari. Daur gerakan sosial yang dilakukan merupakan kelanjutan proses KKN
sebelumnya. Oleh karena itu, dalam pelatihan mahasiwa sudah mengetahui dan
mereview temuan-temaun KKN sebelumnya melalui laporan yang sudah disampaikan
kepada LPM. Karena itu, daur proses gerakan sosial tetap merupakan proses yang dilakukan sebagai pendekatan
sehingga proses riset, pembelajaran, dan pemecahan teknis dari problem sosial komunitas tetap dilakukan secara
terencana, terprogram, dan terlaksana bersama masyarakat. Daur gerakan sosial untuk desa lokasi lanjutan adalah tahap-tahap mulai dari a) Membangun hubungan kemanusiaan, b) Mereview hasil riset KKN sebelumnya bersama komunitas, c) melakukan pendalaman pemetaan secara partisipatif (Participatory
Mapping), d) Mendalami
rumusan masalah kemanusiaan, e) Menyusun strategi gerakan, f) Pengorganisasian
masyarakat, g) Melancarkan aksi perubahan, h) Membangun pusat-pusat belajar masyarakat, i) Refleksi
(Teoritisasi Perubahan Sosial), dan j) Meluaskan skala
gerakan dan dukungan.
Untuk memudahkan pelaksanaan proses daur tersebut
dalam satu bulan, maka untuk desa lokasi KKN lanjutan ini dapat dilaksanakan
dengan tahap-tahap dan waktu yang terjadwal sebagai berikut:
a.
Minggu I Tahap to Know dan to Understand (Mengetahui Kondisi Problem Komunitas dan
Memperdalam Rumusan Masalah)
Hal-hal yang dilakukan
dalam tahap ini adalah proses-proses inkulturasi yaitu membaur dengan masyarakat untuk
membangun kepercayaan. Membaur bukan sekedar berkumpul dengan mereka, tetapi
membaur untuk menyepakati proses bersama dengan membentuk kelompok atau berbaur
pada kelompok yang sudah terbangun sebelumnya. Proses bersama melalui kelompok
tersebut melakukan belajar untuk menemukan dan mengkomunikasikan problem sosial
yang telah mereka alami sesuai dengan temuan hasil riset sebelumnya. Adapun
tahap ini, juga harus dilakukan proses mereview temuan-temuan sebelumnya, baik
data-data yang dilaporkan oleh mahasiswa KKN sebelumnya, maupun masalah-masalah
sosial yang telah dirumuskan. Selanjutnya dalam minggu ini peserta KKN
melakukan pendalaman data yang ada dalam laporan dan merumuskan kembali masalah
yang terjadi.
Pada minggu ini, peserta KKN diharapkan telah berhasil menyatu
dengan kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya, atau juga bisa membentuk
kelompok-kelompok baru secara informal bersama masyarakat untuk melakukan riset
pendalaman dan sekaligus melakukan agenda analisis, dan merencanakan tindakan
berikutnya. Kelompok-kelompok ini bisa merupakan kelompok yang sudah ada dalam
masyarakat, seperti kelompok keagamaan (yasin, tahlil, dibaan, muslimatan,
pengajian rutin), atau kelompok profesi (petani, para tukang kayu/batu, pembuat
kerajinan, produsen home insudri dan sebagainya) atau kelompok kebudayaan atau
kesenian lokal (paguyuban campur sari, wayang, ketoprak, jaran kepang, dan
sebagainya) atau kelompok perempuan (PKK, pengajian perempuan, petani
perempuan, pengrajin anyaman, dan sebagainya). Kelompok-kelompok inilah yang
menjadi simpul-simpul masyarakat untuk melakukan proses, karena kelompok-kelompok ini merupakan modal sosial (social capital) untuk
memecahkan problem sosial dan menciptakan perubahan komunitas.
Tahap to understand
pada minggu ini bertujuan untuk memahami persoalan utama komunitas. Maka proses
yang ditempuh melakukan analisis bersama kelompok komunitas melalui proses focus group discusion (FGD). Tahap ini disebut juga
dengan tahap dekodifikasi, yaitu tahap mensistematiskan problem-problem sosial
yang terjadi. Proses FGD tetap menggunakan tool
(alat) untuk mempermudah teknis analisis, sekaligus membelajarkan kepada
masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan teknik sekaligus penggunaan media untuk
pendidikan masyarakat (populer) dalam
rangka proses pendidikan kritis menjadi
sangat penting.
Meskipun desa ini merupakan desa lanjutan, maka tetap
saja mahasiswa berhati-hati untuk bersikap, khususnya dalam menganalisis dan
mengambil simpulan. Jangan terjebak pada sikap menyalahkan orang dan mengangap
sepele peran orang. Dalam hal ini, larangan yang harus diperhatikan adalah:
1) Dilarang mengambil simpulan yang cenderung
menganggap problem tersebut simple, padahal perlu dilakukan pendalaman,
verifikasi data, validasi data, bahkan analisis sejarah, dan analisis-analisis
yang terkait.
2) Dilarang menghakimi, tindakan menghakimi artinya
menginvestigasi layaknya seorang polisi menghadapi tersangka. Tim KKN meskipun
juga sebagai peneliti, sikap yang dibangun adalah bertanya dengan tujuan belajar,
bukan bertanya dengan tujuan mencari-cari kesalahan orang. Bertanya untuk
melakukan riset kritis, berbeda dengan bertanya dengan mewawancarai untuk
mendapatkan data sebagaimana riset konvensional. Apalagi bertanya dengan nada
investigasi. Oleh karena itu, membangun kesetaraan antara mahasiswa KKN dengan
komunitas harus didahulukan, sehingga ketika melakukan diskusi tidak terkesan
mewawancarai, tetapi justru saling belajar (sharing).
3) Dilarang menyalahkan (blamming), tindakan
menyalahkan justru tidak membangun komunikasi yang baik. Kadang malah
menciptakan kesulitan baru bagi mahasiwa, karena komunitas yang merasa
disalahkan akan menciptakan jarak dengan tim pendamping. Oleh karena itu, jika
menemukan kesalahan yang dilakukan oleh komunitas, bagaimana pengalaman
kesalahan ini dijadikan sebagai pembelajaran untuk melakukan tindakan ke depan.
Dengan teknik analisis alur sejarah memang akan ditemukan beberapa
kesalahan-kesalahan, tetapi bukan berarti harus disalahkan. Karena kesalahan bisa dilakukan oleh orang-per orang (blamming the victim), bisa juga dilakukan oleh sistem (blamming
the sistem). Oleh karenanya,
tindakan menyalahkan perlu dihindari.
Rumusan masalah yang sudah ada perlu dibahas
kembali. Tinjau ulang beberapa temuan riset dengan berbagai teknik yang sudah
digunakan, seperti hasil mapping, alur sejarah komunitas, Trand and change,
Seasenal calender, survai belanja rumah tangga, profil keluarga, profil
keagamaan, tradisi, dan ekonomi, serta profil pembangunan desa (termasuk
politik pembangunan).
Termasuk juga perlu dilihat lebih mendalam beberapa hasil
analisis, diantaranya:
a)
Analisis Diagram Venn, yang mengurai relasi
kuasa pada komunitas. Penjelasan besaran pengaruh tokoh atau lembaga sosial
pada komunitas, termasuk peran dan fungsinya pada masyarakat.
b)
Analisis Diagram Alur, yang mengurai alur atau
hubungan antara para pihak. Sehingga diketahui besaran alur satu pihak dengan
pihak lain. Contoh alur hasil panen padi, alur kepercayaan masyarakat, alur
tradisi, dan sebagainya.
c)
Analisis tata guna, tata kuasa, dan tata kelola
yang mengurai tentang kuasa aset komunitas, apa yang terjadi pada aset
tersebut. Seperti sebuah lahan tertentu dengan posisi strategis, maka siapa
yang menguasai lahan tersebut, apa fungsi lahan tersebut bagi masyarakat dan
bagi pemiliknya, siapa yang mengelola, pegelolanya pihak lain atau pemiliknya
sendiri, implikasi apa yang terjadi bagi masyarakat dengan kondisi lahan yang
demikian? sejarahnya kenapa bisa demikian, dan ke depan kira-kira akan seperti
apa?
d)
Analisis pohon masalah dan pohon harapan. Kaji kembali rumusan analisis pohon masalah yang dirumuskan KKN
sebelumnya tentang problem sosial yang terjadi. Demikian pula kaji hasil
rumusan pohon harapan sebagai tujuan pemecahan masalah masyarakat. Rumusan ini
merupakan proses yang sangat strategis, karena proses ini menentukan program
utama yang akan dilakukan sebagai strategi pemecahan masalah komunitas.
Strategi ini bukan sekedar melakukan kegiatan, tetapi strategi ini dipilih
untuk dapat memecahkan problem utama yang berpengaruh pada seluruh problem yang
terjadi. Lakukan pendalaman dan perbaikan atas hasil rumusan analisis pohon
masalah dan pohon harapan. Selanjutnya buat rumusan Logical Framework Approach
(LFA) berdasarkan atas rumusan pohon masalah dan harapan tersebut. Hasil rumusan
LFA ini akan menjadi alat utama dalam melakukan perencanaan program pada minggu
berikutnya.
b.
Minggu II Tahap to Plann
(Merencanakan Pemecahan Masalah Komunitas)
Untuk desa lanjutan, tahap to plann adalah tahap
yang dilakukan dalam minggu kedua untuk merencanakan aksi pemecahan masalah.
Tahap ini sangat ditentukan oleh proses sebelumnya dalam merumuskan masalah,
sebab pemecahan masalah harus didasarkan atas rumusan masalah yang terjadi.
Bukan masalah yang sekedar disodorkan oleh masyarakat untuk diselesaikan
oleh mahasiswa KKN. Sering terjadi, karena kesalahan proses awal, mahasiswa KKN
dianggap sebagai pihak yang mampu menyelesaikan semua masalah, sehingga seluruh
persoalan komunitas dipasrahkan kepada mahasiswa KKN. Akibatnya proses
pembelajaran dan pendidikan masyarakat tidak berjalan.
Dasar perencanaan program harus dari rumusan masalah
dalam bentuk pohon masalah yang sudah disepakati melalui FGD. Perencanaan
program disusun berdasarkan rumusan masalah dan tujuan, yang strukturnya dibuat
dengan model Logical
Framework Approach (LFA). Perencanaan program ini bentuknya
sebuah proposal dengan sistematika sebagai berikut:
1) Analisis hirarki
masalah, uraian analisis ini bersumber atau sama dengan Analisis pohon masalah. Selanjutnya diperkuat dengan uraian: inti masalah, masalah utama,
penyebab utama, penyebab pendukung atau akar masalah. Kemudian diuraikan dampak
yang ditimbulkan, bahkan dampak yang masif dalam jangka panjang. Sehingga terdapat
argumentasi bahwa problem ini harus segera diatasi dan dipecahkan karena
mempengaruhi atau bahkan mengancam kehidupan komunitas ke
depan.
2) Analinis tujuan,
uraian ini bersumber atau sama dengan analisis pohon harapan. Selanjutnya dilengkapi dengan uraian: tujuan inti, harapan utama,
strategi-strategi, dan dampak yang dihasilkannya. Uraikan perubahan apa yang terjadi seandainya strategi ini dijalankan, sehingga
menyelamatkan kehidupan komunitas ke depan.
3) Matrik analisis
kelayakan strategi. Matrik ini digunakan untuk menganalisis
kelayakan strategi sebuah program dilaksanakan. Bentuk programnya apa, capaian
targetnya apa, respon suka atau tidaknya komunitas, kemungkinan
dilaksanakannya, sumberdaya yang dibutuhkan, keberlangsungan (sustainability), pengaruh apa yang akan
terjadi jika dilaksanakan (secara ekonomi, sosial, dan lain-lain).
4) Matrik Perencanaan
Operasional (MPO) atau Matrik Rencana Kerja (MRK). Matrik ini merupakan bentuk
operasional tentang program yang dilaksanakan.
Komponen matrik berupa bentuk kegiatan, target atau capaian, jadwal
pelaksanaan, penanggungjawab, support sumber daya yang dibutuhkan, resiko
atau asumsi.
5) Matrik Analisis
Stakeholder. Matrik ini untuk menganalisis pihak-pihak terkait yang bisa
berpartisipasi pada program yang akan dilaksanakan. Disebut juga dengan matrik
analisis partisipasi. Komponen matrik ini berupa organisasi, kelompok, individu siapa yang terkait, karakteristik
organisasi, kelompok, individu,
kepentingannya apa, sumberdaya yang dimiliki apa, sumberdaya yang dibutuhkan
apa, dan apa tindakan yang harus dilakukan.
6) Organisasi Pelaksana. Penentuan penanggungjawab dan pelaksana program, yaitu pihak yang menjadi
siapa untuk melakukan apa.
7) Penganggaran, Sumber dan Pengeluaran (Budgeting).
Uraian kebutuhan anggaran dan bahan yang dibutuhkan, dengan asumsi sumber
pemasukan dan asumsi pengeluaran. (Untuk kolom-kolom LFA dapat dilihat pada
lampiran buku modul PAR).
2.
Minggu III dan IV to
Action dan Reflection (Melakukan Program Aksi dan Penyadaran)
Untuk KKN lanjutan pelaksanaan aksi dan refleksi memiliki
waktu lebih panjang sampai dua minggu. Hal ini karena KKN lanjutan sudah tidak
lagi terlalu banyak melakukan riset pendahuluan, melainkan lebih banyak pada
riset pendalaman, pengorganisasian masyarakat, pelaksanaan program-program
aksi, dan refleksi. Pilihan program praktis lebih banyak dilakukan dan harus
sesuai dengan hasil analisis problem sosial yang terjadi dan perencanaan
strategis yang telah disusun. Tentu saja program praktis ini harus selalu memperhatikan
potensi sumberdaya yang dimiliki (skill masyarakat, keahlian, ketersediaan bahan-bahan
lokal, dan pengalaman komunitas), sehingga pelaksanaan program tidak
memberatkan komunitas, tetapi justru menciptakan kondisi yang terbangun dalam
kesatuan yang saling gotong royong
sebagai tradisi yang sudah dimiliki oleh masyarakat selama ini.
Program yang demikian itulah dalam tataran teoritis
sebagai sebuah daur praksis, yaitu antara problem realitas dengan keinginan
idealitas terjadi keterkaitan dan kesinambungan secara simultan (Sustainability).
Dengan demikian maka implikasi program aksi memberikan dampak bagi kehidupan
masyarakat secara bertahap, sehingga muncullah perubahan sosial secara
evolutif.
Pada minggu ke empat, hal yang semestinya dilakukan
adalah melakukan refleksi atas hasil proses selama hampir satu bulan. Refleksi
bukan sekedar dilakukan untuk internal mahasiswa KKN, tetapi dilakukan bersama
komunitas, sehingga terbangun pembelajaran untuk keseluruhan (mahasiswa dan
masyarakat). Refleksi dibangun untuk mengkritisi kembali hal-hal yang pernah
dilakukan dan pelajaran apa yang bisa diambil untuk menapak ke depan (lesson learn). Dengan demikian dibangunlah komitmen untuk melanjutkan
program untuk menapak perubahan sehingga tidak terjadi keterputusan, oleh
karena itu perlu disusun rencana tindak lanjut-RTL untuk kelanjutan program. Dari
sini akan muncul pengetahuan baru dan komitmen baru antara mahasiswa dengan masyarakat, sehingga apa yang dilakukan selama
ini bermakna bagi semuanya.
B. Pelaporan
1. Pelaporan
Dosen Pendamping Lapangan (DPL)
a.
Laporan hasil pendampingan lapangan
Dosen
pendamping lapangan membuat laporan hasil pendampingan lapangan setiap kali melakukan kunjungan
langan dengan
mengisi form yang disediakan LPM.
b.
Laporan Akhir
Dosen
menyusun laporan akhir hasil pendampingan, dengan mengisi form yangdisediakan
oleh LPM dan menyampaikan nilai lapangan, berdasarkan atas kinerja KKN mahasiwa
di lapangan.
2. Laporan Mahasiswa Peserta KKN
Laporan yang harus dibuat oleh mahasiswa
KKN trasnformatif terhadap pelaksanaan kinerjanya, meliputi laporan mingguan
dan laporan akhir.
a. Laporan Mingguan
Untuk
monitoring KKN di lokasi, setiap kelompok diwajibkan membuat laporan mingguan.
Laporan mingguan (minggu pertama dan kedua) berbentuk fieldnote (catatan
lapangan) hasil-hasil proses PAR
dan kertas kerja lain (hasil FGD dengan
komunitas seperti peta, diagram, matrik), sehingga dapat
diketahui bagaimana proses PAR dilakukan dengan benar atau tidak. Laporan mingguan lain (ketika minggu ke tiga) adalah rencana program pemecahan masalah dalam bentuk narasi program yang akan dilaksanakan dengan
komunitas. Narasi program tersebut bentuknya berupa proposal yang sistimatikanya sesuai Logical
Framework Approach (LFA).
Laporan mingguan keempat adalah hasil monitoring dan evaluasi mahasiswa bersama
komunitas, serta hasil-hasil proses yang akan menjadi dasar refleksi dan
teorisasi, sekaligus rancangan laporan akhir program KKN Transformatif.
b. Laporan Akhir
Laporan
akhir KKN transformatif ini dibuat oleh kelompok peserta KKN di mana mereka
bertugas. Laporan akhir ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu laporan akademik (dalam bentuk bab per bab), laporan
executive summary narasi riset
aksi (dalam bentuk artikel jurnal ilmiah) dan Film
Dokumenter atau Photo Flash. Ketiga laporan akhir ini dibuat rangkap 5 (lima) eksemplar, untuk disampaikan
kepada masing-masing
BP KKN, LPM,
DPL, Pemerintah
Daerah, dan arsip kelompok yang bersangkutan.
1)
Laporan
Akademik (Narasi Riset Aksi) bagi Lokasi Desa Baru
Laporan akademik
ini berupa Narasi Riset Aksi.
Model laporan ini merupakan narasi
reflektif dari hasil semua proses PAR yakni penelitian, pembelajaran, dan
pemecahan teknis dari seluruh rangkaian KKN Transformatif. Laporan ini
merupakan laporan akademik dari sebuah teoritisasi tiga pilar PAR tersebut
(penelitian, pembelajaran, dan pemecahan teknis). Oleh sebab itu, catatan lapangan
(field note) dari setiap proses yang
dilaksanakan merupakan bagian terpenting yang tidak boleh dilewatkan oleh
mahasiswa peserta KKN. Hal ini karena semua hasil catatan lapangan menjadi
landasan dasar analisis yang terkait dengan kondisi riel dari komunitas. Yakni
bagaimana problem sosial
yang terjadi, bagaimana relasi
sosial, relasi kuasa, dan potensi masyarakat. Selanjutnya catatan juga menjadi
landasan analisis setiap proses yang terjadi, dari tahap awal hingga akhir
proses, apakah terjadi pembelajaran. Adakah terjadi perubahan cara berfikir
(paradigma) masyarakat, sejauhmana perubahan itu terjadi, mengapa berubah,
siapa-siapa motor penggerak, mengapa ia menjadi motor penggerak, dan
seterusnya.
Dari catatan proses juga dapat diketahui sejauhmana keberhasilan
mahasiswa membangun pranata sosial, baik kelembagaan masyarakat maupun cara
hidup mereka. Seperti munculnya kelompok-kelompok diskusi dan kelompok belajar,
berubahnya struktur kelembagaan komunitas, bahkan sampai pada bagaimana cara
mereka memperlakukan dan bersikap ketika menghadapi sebuah permasalahan. Dengan
demikian keterampilan mencatat segala proses yang terjadi dan dilakukan di
lapangan (field note) harus dimiliki
oleh mahasiswa KKN Transformatif.
Laporan ini karena bersifat akademik, maka sebaiknya
tehnik penulisan disusun sebagaimana karya ilmiah yang menggunakan struktur
karya ilmiah akademik, yaitu bab
perbab. Namun sifatnya tidak terlalu kaku seperti karya ilmiah akademik selama
ini.
Secara garis besar bab perbab digambar sebagai berikut:
Bab 1: merupakan pendahuluan, Judul bab boleh
“pendahuluan” boleh tema sentral pada isi bab ini, misal: Kilasan Hidup Desa
Mojodadi”. Bab ini berisi tentang analisis situasi kehidupan masyarakat desa
lokasi KKN. Dari aspek geografis, demografis, pendidikan, keberagamaan, tradisi
atau kebudayaan, kesehatan, perekonomi, dan politik pembangunan desa.
Bab 2: merupakan analisis hasil riset, yaitu
temuan-temuan problem. Judul bab 2 boleh “Analisis Problem masyarakat” tetapi
lebih baik kalau disebutkan tema utama problem isi bab 2 ini, seperti:
“Keterbelengguan Komunitas pada Budaya Jagong” Isi bab ini meruapakan uraian
analisis problem-problem temuan riset dan FGD bersama masyarakat. Oleh karena
itu, uraiannya akan kelihatan data-data kualitatif maupun kuantitatif (jumlah)
pendukung atau argumentasi problem tersebut. Demikian pula akan nampak beberapa
analisis problem dalam bentuk diagram, bagan, maupun matrik sebagai pendukung
uraian analisis problem yan terjadi.
Bab 3: merupakan narasi deskripsi proses pendampingan
dalam perencanaan pemecahan masalah dan analisis potensi masyarakat. Judulboleh
berupa “Dinamika Proses Pendampingan Pemecahan Masalah Desa Sidokelar” atau
judul sesuai tema isi pada bab 3 ini. Misalnya: “Mengurai Derita Membangun
Harapan Baru Komunitas Pinggiran Hutan
Jati”. Isi bab ini merupakan narasi deskripsi hasil catatan-catatan kegiatan
perencanaan pemecahan masalah dan analisis potensi sumberdaya masyarakat. Oleh
karena itu, penting untuk didokumentasi setiap kegiatan dalam bentuk cacatan lapangan,
maupun gambar proses diskusi.
Bab 4: merupakan narasi deskripsi proses aksi atau
implementasi kegiatan, sebagaimana perencanaan yang diuraikan pada bab 3
sebelumnya. Judul bab boleh “Pelaksanaan Program-program Hasil Kolaborasi
Masyarakat dan Mahasiswa”. Boleh juga sesuai dengan tema isi, seperti
“Membangun Harapan Masyarakat Kalikentir Melalui Biogas” dan sebagainya. Isi
harus mencerminkan gambaran proses kegiatan yang menunjukkan program pemecahan
masalah. Oleh karena itu cacatan lapangan (filednote) dan rekam gambar
merupakan halyang sangat penting.
Bab 5: merupakan analisis refleksi hasil proses PAR.
Analisis refleksi ini menguraikan bagaimana perubahan terjadi. Yaitu gambaran
situasi problematik awal, hingga adanya pendampingan dalam bentuk FGD, analisis
potensi, perencanaan, sampai pelaksanaan program. Bukti-bukti gambaran
keberhasilan program diuraikan sebagai bukti masyarakat mampu melakukan
perubahan. Perubahan-perubahan dapat diuraikan dalam bentuk bukti-bukti pranata
sosial yang muncul, adanya local leader sebagai penggerak, dan adanya
komitmen masyarakat untuk menindaklajuti program-program ini. Alur perubahan
ini, dari awal sampai akhir, merupakan sebuah teori baru dalam perubahan
sosial. Jika tidak terjadi perubahan, dan terdapat kegagalan dalam proses PAR,
maka harus diuraikan mengapa terjadi kegagalan (regress), dimana letak kegagalannya, faktor-faktor apa yang menjadi
kendala, dan kemungkinan apa yang akan terjadi jika kondisi masyarakat terus
demikian. Ingat! Bahwa pelaksanaan PAR tidak harus berhasil dalam waktu satu
bulan, tetapi kegiatan KKN satu bulan memberikan stimulasi perubahan untuk
kemudian dilanjutkan pada KKN berikutnya. Demikian juga perlu diketahui, bahwa
perubahan bukan dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN, tetapi dilakukan oleh
masyarakat sendiri. Mahasiswa hanya memfasilitasi proses perubahan itu, bukan
aktor perubahan.
Bab 6: meruapakan kesimpulan akhir, yakni ringkasan
problem masyarakat dan hasil proses PAR yang terjadi dan rekomendasi untuk
kelanjutan program, baik untukdisamaikan kepada pemerintah desa, kabupaten,
pihak kampus, atau siapa saja yang memilki kepentingan dengan desa tersebut.
Judul bab ini boleh merupakan kesimpulan, juga boleh merupakan cacatan penutup.
Judul bab boleh “Kesimpulan dan Rekomendasi” tetapi lebih kreatif bila berupa
“catatan akhir proses pendampingan amsyarakat” atau boleh yang lain.
Dalam laporan ini perlu dilengkapi dengan beberapa
lampiran pendahulu dan lampiran penutup. Lampiran pendahulu terdiri dari:
halaman judul, halaman pengesahan DPL, halaman pengesahan dari LPM, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Bagan, Daftar Istilah. Adapun
lampiran penutup berupa: Daftar Pustaka, Daftar Riwayat Hidup dan Pengalaman
Peserta KKN, dan Daftar Nara Sumber Lokal.
Laporan dijilid setelah memperoleh pengesahan dari DPL
dan LPM. Oleh karena itu, satu minggu setelah KKN selesai, setiap kelompok
secepatnya mengesahkan laporan KKN tersebut kepada DPL, dan menjilidnya dengan
ketentuan “jilid langsung” warna biru untuk Kabupaten Madiun, dan warna merah untuk Kabupaten Bojonegoro. Laporan disetorkan
ke LPM dalam bentuk hard copy 5 eksemplar dan soft copy dalam CD satu keping.
2)
Laporan
Akademik (Narasi Riset Aksi) bagi Lokasi Desa Lanjutan
Laporan akademik
bagi lokasi desa lanjutan sama dengan lokasi baru yakni berupa Narasi
Riset Aksi. Hanya struktur
laporannya berbeda dengan lokasi desa baru. Model laporan ini merupakan narasi reflektif dari hasil semua proses PAR
yakni penelitian, pembelajaran, dan pemecahan teknis dari seluruh rangkaian KKN
Transformatif. Laporan ini merupakan laporan akademik dari sebuah teoritisasi
tiga pilar PAR tersebut (penelitian, pembelajaran, dan pemecahan teknis). Oleh
sebab itu, catatan lapangan (field note)
dari setiap proses yang dilaksanakan merupakan bagian terpenting yang tidak
boleh dilewatkan oleh mahasiswa peserta KKN. Hal ini karena semua hasil catatan
lapangan menjadi landasan dasar analisis yang terkait dengan kondisi riel dari
komunitas. Yakni bagaimana
problem sosial yang terjadi, bagaimana relasi sosial, relasi kuasa, dan potensi masyarakat. Selanjutnya catatan
juga menjadi landasan analisis setiap proses yang terjadi, dari tahap awal
hingga akhir proses, apakah terjadi pembelajaran. Adakah terjadi perubahan cara
berfikir (paradigma) masyarakat, sejauhmana perubahan itu terjadi, mengapa
berubah, siapa-siapa motor penggerak, mengapa ia menjadi motor penggerak, dan
seterusnya.
Dari catatan proses juga dapat diketahui sejauhmana
keberhasilan mahasiswa membangun pranata sosial, baik kelembagaan masyarakat maupun
cara hidup mereka. Seperti munculnya kelompok-kelompok diskusi dan kelompok
belajar, berubahnya struktur kelembagaan komunitas, bahkan sampai pada
bagaimana cara mereka memperlakukan dan bersikap ketika menghadapi sebuah
permasalahan. Dengan demikian keterampilan mencatat segala proses yang terjadi
dan dilakukan di lapangan (field note)
harus dimiliki oleh mahasiswa KKN Transformatif.
Laporan ini karena bersifat akademik, maka sebaiknya
tehnik penulisan disusun sebagaimana karya ilmiah yang menggunakan struktur
karya ilmiah akademik, yaitu bab
perbab. Namun sifatnya tidak terlalu kaku seperti karya ilmiah akademik selama
ini.
Secara garis besar untuk laporan akademik lokasi desa
lanjutan bab perbab tergambar dalam uraian berikut ini.
Bab 1: merupakan analisis situasi problematika komunitas,
Judul bab boleh “Analisis Situasi”. Sebaiknya judul sesuai tema pokok pada isi
bab ini, misal: “Situasi Keterjeratan Petani Desa Mojokidul ”. Bab ini berisi
tentang analisis situasi problematik kehidupan masyarakat desa lokasi KKN yang
bersifat fokus dan mendalam. Uraian di dalamnya terdapat unsur sub bab yang
menjelaskan tema-tema problem tiap aspek. Seperti a. Jerat pupuk kimia, b.
Belengggu tengkulak, c. Terbatasnya keterampilan petani, dsb. Masing-masing sub
bab, uraian analisis yang dilengkapi dengan data detail dari problem yang
terjadi, rumusan masalah dalam bentuk pohon masalah, analisis hasil seperti
diagram alur atau ven, analisis perhitungan rugi laba, dan sebagainya.
Bab 1 ini merupakan uraian pokok yang menjadi dasar bagi
uraian bab-bab berikutnya. Oleh karena itu, ketajaman analisis dan kelengkapan
data sangat menentukan akan kualitas hasil laporan KKN. Setiap temuan problem
tidak boleh hanya berupa hasil dugaan, atau informasi satu dua informan hasil wawancara.
Tetapi harus merupakan hasil analisis yang didukung oleh data hasil proses FGD
yang diikuti oleh banyak peserta, maupun hasil analisis bersama komunitas.
Bukti bahwa uraian ini hasil FGD dan analisis bersama komunitas ditunjukkan
oleh jumlah informan peserta FGD, Foto proses FGD, dan Bukti Teknik Analisis
yang ditampilkan (seperti teknik diagram alur, teknik alur sejarah, teknik
pohon masalah, dsb.).
Bab 2: merupakan narasi deskripsi proses pendampingan
dalam perencanaan pemecahan masalah dan analisis potensi masyarakat. Judul boleh
berupa “Dinamika Proses Pemecahan Problem Petani Desa Mojokidul” atau judul
sesuai tema isi pada bab 2 ini. Misalnya: “Melepas belenggu tenggkulak” Isi bab
2 ini merupakan narasi deskripsi hasil catatan-catatan kegiatan pendampingan
untuk perencanaan pemecahan masalah dan analisis potensi sumberdaya masyarakat.
Uraian harus merupakan narasi deskripsi dinamika dari hasil FGD untuk pemecahan
problem sosial yang terjadi. Ide-ide pemecahan problem dari komunitas, meskipun
ide itu belum dilaksanakan, menarik untuk diuraikan. Bahkan
pengalaman-pengalaman individu atau kelompok dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, akan menarik jika diuraikan sebagai sebuah dinamika perencanaan
pemecahan masalah. Oleh karena itu, penting untuk didokumentasi secara detail setiap
ungkapan dan cerita masyarakat dan setiap kegiatan dalam bentuk cacatan
lapangan (fielnote), sketsa dan gambar
hasil proses diskusi.
Bab 3: merupakan narasi deskripsi proses aksi atau
implementasi kegiatan, sebagaimana perencanaan yang diuraikan pada bab 2
sebelumnya. Judul bab boleh “Kolaborasi untuk Aksi”. Boleh juga sesuai dengan
tema isi, seperti “Biogas untuk Kehidupan yang bermartabat” dan sebagainya. Isi
harus mencerminkan gambaran proses kegiatan yang menunjukkan program pemecahan
masalah. Oleh karena itu cacatan lapangan (filednote)
dan rekam gambar merupakan halyang sangat penting. Uraian bab 3 ini,
mencerminkan kondisi masyarakat yang terlibat dalam proses kegiatan aksi.
Bahkan uraian yang menunjukkan bukti terjadinya kesadaran masyarakat untuk
berubah. Dengan demikian akan kelihatan transformasi sosial sebagai bukti
keberhasilan proses PAR.
Bab 4: merupakan analisis refleksi hasil proses PAR.
Analisis refleksi ini menguraikan bagaimana perubahan terjadi. Yaitu gambaran
situasi problematik awal, hingga adanya pendampingan dalam bentuk FGD, analisis
potensi, perencanaan, sampai pelaksanaan program. Bukti-bukti gambaran
keberhasilan program diuraikan sebagai bukti masyarakat mampu melakukan
perubahan. Perubahan-perubahan dapat diuraikan dalam bentuk bukti-bukti pranata
sosial yang muncul, adanya local leader sebagai penggerak, dan adanya
komitmen masyarakat untuk menindaklajuti program-program ini. Alur perubahan
ini, dari awal sampai akhir, merupakan sebuah teori baru dalam perubahan
sosial. Jika tidak terjadi perubahan, dan terdapat kegagalan dalam proses PAR,
maka harus diuraikan mengapa terjadi kegagalan (regress), dimana letak kegagalannya, faktor-faktor apa yang menjadi
kendala, dan kemungkinan apa yang akan terjadi jika kondisi masyarakat terus
demikian. Ingat! Bahwa pelaksanaan PAR tidak harus berhasil dalam waktu satu
bulan, tetapi kegiatan KKN satu bulan memberikan stimulasi perubahan untuk
kemudian dilanjutkan pada KKN berikutnya. Demikian juga perlu diketahui, bahwa
perubahan bukan dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN, tetapi dilakukan oleh
masyarakat sendiri. Mahasiswa hanya memfasilitasi proses perubahan itu, bukan
aktor perubahan.
Bab 5: merupakan kesimpulan akhir, yakni ringkasan
problem masyarakat, program yang berhasil dilaksanakan dan hasil proses PAR
yang terjadi dalam bentuk tarnsformasi sosial. Bab ini dilengkapi juga dengan
rekomendasi untuk kelanjutan program, baik untukdisampaikan kepada pemerintah
desa, kabupaten, pihak kampus, atau siapa saja yang memiliki kepentingan dengan
desa tersebut. Judul bab ini boleh merupakan kesimpulan, juga boleh merupakan
cacatan penutup. Judul bab boleh “Kesimpulan dan Rekomendasi” tetapi lebih
kreatif bila berupa “catatan akhir proses pendampingan masyarakat” atau boleh
yang lain.
Sebagaimana lokasi baru, dalam laporan ini perlu
dilengkapi dengan beberapa lampiran pendahulu dan lampiran penutup. Lampiran
pendahulu terdiri dari: halaman judul, halaman pengesahan DPL, halaman
pengesahan dari LPM, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar, Daftar Bagan, dan
Daftar Istilah. Adapun lampiran penutup berupa: Daftar Pustaka, Daftar Riwayat
Hidup dan Pengalaman Peserta KKN, dan Daftar Nara Sumber Lokal.
Laporan dijilid setelah memperoleh pengesahan dari DPL
dan LPM. Oleh karena itu, satu minggu setelah KKN selesai, mahasiswa secepatnya
mengesahkan laporan KKN tersebut kepada yang DPL, dan menjilidnya dengan ketentuan
“jilid langsung” warna Biru untuk
Kabupaten Madiun, dan warna Merah untuk Kabupaten Bojonegoro. Laporan disetorkan
ke LPM dalam bentuk hard copy 5 eksemplar dan soft copy dalam CD satu keping.
3) Laporan Executive Summary (Artikel Jurnal Ilmiah)
Laporan
executive summary merupakan ringkasan dari laporan akademik yang siap
dipublikasikan di jurnal ilmiah. Laporan ini sebagai salah satu usaha untuk
mempublikasikan hasil KKN Transformatif sehingga bisa diakses oleh masyarakat.
Karena itu, laporan ini harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a)
Memenuhi standar
penulisan jurnal ilmiah.
b)
Mencantumkan
abstrak berbahasa Inggris.
c)
Mencantumkan kata kunci
d)
Laporan terdiri
dari 20-25 halaman, 1.5 spasi.
e)
Mencantumkan
referensi sebagai rujukan
dalam bentuk footnote (catatan kaki)
dan daftar pustaka.
f)
Mencantumkan
teorisasi dari hasil KKN Transformatif
Adapun sistimatika jurnal tergambar sebagai berikut:
·
Judul (pilih tema problematika utama yang menjadi fokus
utama proses pendampingan di lokasi KKN) contoh: “Mengurai Keterbelengguan
Budaya Jagong Masyarakat Desa Jatimurni Kecamatan Jatisewu Kabupaten Nganjuk
(Pendampingan dan Pengorganisasian Masyarakat oleh KKN IAIN Sunan Ampel)”
·
Nama Peneliti, ditulis satu orang ditambah dengan dkk.
Contoh: Muhammad Thoha, dkk. Adapun anggota tim peneliti ditulis pada catatan
kaki.
·
Abstrak, ditulis satu paragraf satu spasi berbahasa
Inggris, dengan jumlah kata 200–300 kata. Isi abstrak adalah temuan problem,
teknik pendampingan, program aksi, dan refleksi hasil perubahan sosial yang
terjadi.
·
Kata kunci, ditulis dua atau tiga kata yang menjadi kata
kunci dalam tema artikel ini. Contoh: kata kunci: pemberdayaan, pendampingan, jagong.
·
Pendahuluan, berisi analisis situasi dan masalah yang
menjadi fokus pendampingan.
·
Kajian Teori, berisi tentang uraian teori-teori sosial
yang terkait dengan tema masalah yang menjadi fokus kajian, khususnya teori
ilmu sosial kritis dan teori pemberdayaan masyarakat.
·
Dinamika proses pendampingan, menguraikan temuan-temuan
masalah sekaligus proses-proses pengorganisasian masyarakat dalam rangka
penyusunan rencana aksi penyelesaian problem komunitas.
·
Dinamika Proses Aksi, uraian tentang program pemecahan
masalah dan tingkat keberhasilannya dalam membangun kesadaran kritis masyarakat
dan ikut mempengaruhi perubahan sosial.
·
Refleksi Teoritis, uraian tentang perubahan sosial yang
terjadi sebagai hasil dari proses pendampingan masyarakat.
·
Penutup, merupakan simpulan hasil proses PAR
·
Daftar Pustaka
Laporan ini dijilid dalam bentuk yang sama dengan laporan
akademik, tetapi tanpa pengesahan dan daftar isi. Dikirim ke LPM hard copy 2
eksemplar dan soft copy CD satu keping.
4)
Laporan Untuk Presentasi dalam bentuk Film
Dokumentar
atau Photo Flash
Laporan untukpresentasi ini bisa dibuat dalam berbagai
bentuk. Bergantung pada kemampuan mahasiswa dan kemauan mahasiswa untuk
membuatnya. Laporan ini harus disiapkan sejak awal. Karena memang laporan ini
merupakan gambar photo atau film yang harus direkam sejak awal proses KKN
berlangsung. Laporan ini disainnya berupa tematik yang mengangkat satu persoalan yang terjadi dan proses
pendampingannya, sekaligus hasil perubahan sosial yang terjadi. Susun terlebih
dahulu skenario filmnya sesuai dengan tema persoalan dan hasil pendampingannya
sesuai laporan akademik, baru dipadu dengan dokumen photo atau film yang
dimiliki dari proses lapangan. Hindari pembuatan dokumentar yang menunjukkan
proses yang didominasi oleh peserta KKN, sehingga nampak foto yang ada berupa
gambar nampang dan mejengnya mahasiswa. Film dokumentar minimal 5 menit, maksimal 20
menit. Laporan ini disampaikan kepada LPM dalam bentuk CD. Jika tidak mampu
membuat film dokumentar, boleh menggunakan photo flash, yaitu foto bergerak
yang terdapat narasi dan uraiannya. Jika ini juga tidak mampu, maka minimal
membuat presentasi dalam bentuk power point.
MANUAL PROSES PELAKSANAAN
KKN LOKASI
DESA LANJUTAN
2013
Minggu I, to Know dan to understand (Review hasil KKN sebelumnya
dan Pendalaman Temuan Problem Kehidupan)
NO.
|
KEGIATAN PAR/PRA
|
Tujuan
|
INDIKATOR CAPAIAN
|
BUKTI CAPAIAN
|
1.
|
Inkulturasi
(trust building) *
|
Membangun
komunikasi kemanusiaan
(trust building)
|
Terjadi
proses membaurnya mashasiswa pada
masyarakat dan munculnya kerjasama yang menunjukkan terbangunnya saling
percaya diantara mereka.
|
Terdokumentasikannya
proses membaur dan kerjasama dengan masyarakat (foto/film) dan fieldnote (catatan lapangan) mengenai
realitas kondisi awal komunitas dari hasil wawancara dan observasi.
|
2.
|
Review bersama komunitas hasil
KKN tahun 2012*
|
Memperoleh
gambaran tentang:
1.
Temuan masalah yg dirumuskan
2.
Program yang telah
direncanakan
3.
Program yang telah
dilaksanakan
4.
Temuan masalah baru yang
belum dirumuskan.
|
1.
Tersusunnya rumusan
masalah dan program yang dilaksanakan
2.
Tersusunnya rumusan
masalah dan program yang belum dilaksanakan
3.
Tersusunnya rumusan
masalah baru yang belum dirumuskan
|
Adanya
Deskripsi dan Kertas kerja:
1.
Rumusan masalah dan
program yang dilaksanakan
2.
Rumusan masalah dan
program yang belum dilaksanakan.
3.
Rumusan masalah baru yang
belum dirumuskan
|
3.
|
Thematic Mapping *
|
Memperdalam
temuan masalah sebelumnya dan atau temuan masalah baru sesuasi
|
1.
Terdapat gambaran masalah
sesuai peta riil yang terjadi sesuai dengan temuan sebelumnya.
2.
Tersusunnya gambaran
masalah baru sesuai peta riil.
|
1.
Adanya kertas kerja berupa
peta yang menggambarkan masalah yang terjadi sesuai dengan temuan sebelumnya.
2.
Tersusunnya peta yang
menggambarkan masalah baru.
|
4.
|
Thematic transect*
|
Memperoleh
data sesuai tema masalah yang ditemukan sebelumnya, maupun tema masalah baru.
|
1.
Tersusunnya gambaran yang
lebih mendalam dan kongkrit masalah yang ditemukan sebelumya.
2.
Tersusunnya gambaran tema
masalah baru
|
1.
Adanya kertas kerja berupa
matrik hasil transek tema masalah yang sudah ditemukan sebelumnya
2.
Adanya kertas kerja berupa
matrik hasil transek tema masalah baru
3.
Adanya deskripsi masalah
dalam bentuk narasi atau filednote yang menjelaskan masalah tersebut
|
5.
|
Sustainable livlihood Framework (SLF)*
|
Untuk
memperoleh tentang gambaran kehidupan masyarakat dari aspek:
1.
Aset masyarakat
2.
Kerentanan yang terjadi.
3.
Proses kebijakan yang
terjadi
4.
Hasil dari proses kebijakan yang terjadi
|
Tersusunnya
data tentang gambaran kehidupan masyarakat dari aspek:
1.
Aset masyarakat
2.
Kerentanan yang terjadi.
3.
Proses kebijakan yang
terjadi
4.
Hasil dari proses kebijakan yang terjadi
|
Adanya
Deskripsi naratif tentang gambaran kehidupan masyarakat dari aspek:
1.
Aset masyarakat
2.
Kerentanan yang terjadi.
3.
Proses kebijakan yang
terjadi.
4.
Hasil dari proses kebijakan yang terjadi
|
6.
|
Survai
Belanja Rumah Tangga dan Profil Keluarga *
|
Untuk
memperdalam data tentang:
1.
Kondisi ekonomi keluarga
(pengeluaran, pendapatan, dan pola hidupnya).
2.
Mengetahui profil keluarga, khsususnya keluarga miskin
secara detail yang terkait dengan perputaran ekonomi, Kesehatan, pendidikan,
dan kegamaan.
3.
Mengetahui kondisi
fisik layak dan tidaknya sarana
kehidupan dalam rumah tangga (bangunan rumah, sarana MCK, Air, tata ruang,
dsb)
|
Tersusunnya
uraian deskriptif tentang:
1.
Kondisi ekonomi keluarga
(pengeluaran, pendapatan, dan pola hidupnya).
2.
Profil keluarga,
khsususnya keluarga miskin secara detail yang terkait dengan perputaran
ekonomi, Kesehatan, pendidikan, dan kegamaan.
3.
Uraian tentang kondisi
fisik layak dan tidaknya sarana
kehidupan dalam rumah tangga (bangunan rumah, sarana MCK, Air, tata ruang,
dsb)
|
Adanya
deskrisi naratif dan kertas kerja tentang:
1.
Kondisi ekonomi keluarga
(pengeluaran, pendapatan, dan pola hidupnya).
2.
Profil keluarga,
khsususnya keluarga miskin secara detail yang terkait dengan perputaran
ekonomi, Kesehatan, pendidikan, dan kegamaan.
3.
Uraian tentang kondisi
fisik layak dan tidaknya sarana
kehidupan dalam rumah tangga (bangunan rumah, sarana MCK, Air, tata ruang,
dsb)
|
7.
|
Thematic Historical analisys and time line
**
|
Memperdalam
tema masalah yang terjadi dari sejarah awalnya dan perkembangannya
|
1.
Tersusunnya uraian narasi
munculnya tema problem yang terjadi dan perkembangannya
2.
Tersusunnya time laine
perkembangan tema masalah yang terjadi
|
1.
Adanya uraian narasi
tentang munculnya problem yang terjadi dan perkembangannya
2.
Danya kertas kerja dalam
bentuk time laine perkembangan tema masalah yang terjadi
|
8.
|
Trand and change **
|
Memperkuat
data yang diperoleh dari teknik Thematic
Historical analisys and time line untuk mengathui trand dan
perubahan-peubahan yang terjadi melalui FGD.
|
1.
Tersusunnya uraian narasi
trand dan perubahan problem yang
terjadi.
3.
Tersusunnya matrik trand and change sesuai tema
masalah yang terjadi
|
1.
Adanya uraian narasi dari
hasil FGD melalui teknik trand dan perubahan problem yang terjadi.
2.
Adnya susunan matrik trand and change sesuai tema
masalah yang terjadi
|
9.
|
Seasenal calender **
|
Untuk
memperdalam data temuan tentang kalender kegiatan masyarakat yang mengikuti
ritme musim (pertanian, pasar, atau tradisi).
|
1.
Tersusunnya uraian
kalender kegiatan masyarakat yang mengikuti ritme musim (pertanian, pasar,
atau tradisi) masyarakat)
2.
Tersusunnya matrik
kalender musim, sesuai tema yang dibuat: kalender musim pertanian, pasar,
tradisi komunitas)
|
1.
Adanya deskripsi narasi
uraian kalender kegiatan masyarakat yang mengikuti ritme musim (pertanian,
pasar, atau tradisi) masyarakat)
2.
Adanya kertas kerja dalam
bentuk matrik kalender musim, sesuai tema yang dibuat: kalender musim
pertanian, pasar, tradisi komunitas)
|
9.
|
Analisis
Pola keberagamaan dan tradisi
Komunitas **
|
Untuk
memperoleh gambaran tentang profil
kehidupan keberagamaan masyarakat, profil tradisi dan kebudayaan masyarakat
yang terkait dengan tema problem yang ditemukan.
|
Tersusunya
gambaran tentang profil kehidupan
keberagamaan masyarakat, profil tradisi dan kebudayaan masyarakat yang
terkait dengan tema problem yang ditemukan.
|
Adanya
deskripsi naratif yang menggambarkan
tentang profil kehidupan keberagamaan masyarakat, profil tradisi dan
kebudayaan masyarakat yang terkait dengan tema problem yang ditemukan.
|
10.
|
Analisis
Politik Pembangunan Desa **
|
Untuk
memperdalam data tentang pembangunan desa: penentu kebijakan pembangunan, sumber anggaran
pembangunan, dan bagaimana tingkat pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.
|
Tersusunnya
uraian tentang pembangunan desa: penentu
kebijakan pembangunan, sumber anggaran pembangunan, dan bagaimana
tingkat pelibatan masyarakat dalam proses
pembangunan.
|
Adanya
uraian dan deskripsi tentang pembangunan desa: penentu kebijakan pembangunan, sumber anggaran
pembangunan, dan bagaimana tingkat pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.
|
11.
|
Diagram
Vann *
|
Untuk
memperdalam data dari proses FGD dengan komunitas melalui teknik diagram ven
dan hasil Analisa relasi kuasa.
|
Tersusunnya
uraian tentang relasi kuasa masyarakat (siapa yang paling berpengaruh, siapa
yang paling berperan, dan siapa yang paling memiliki kekuasaan).
|
Adanya
deskripsi naratif tentang relasi kuasa masyarakat dan adanya kertas kerja
dalam bentuk diagram ven, dan fieldnote
|
12.
|
Diagram
Alur (relasi ekonomi, keagamaan, sosial) *
|
Untuk
memperoleh data dari proses FGD dengan komunitas tentang relasi ekonomi/keagamaan, alur
ekonomi/keagamaan, dan alur relasi kuasa ekonomi/keagamaan.
|
Tersusunnya
uraian hasil analisis tentang relasi ekonomi/keagamaan, alur
ekonomi/keagamaan, dan alur relasi kuasa ekonomi/keagamaan.
|
Adnya
uraian hasil analisis dan kertas kerja gambaran tentang relasi
ekonomi/keagamaan, alur ekonomi/keagamaan, dan alur relasi kuasa
ekonomi/keagamaan.
|
13.
|
Analsisi
keberdayaan (power) dan Aset
Masyarakat (analisis tata guna, tata kuasa, tata kelola)*
|
1. Untuk
memperoleh gambaran tentang kuasa masyarakat (keberdayaan/power) atas aset
komunitas.
2. Untuk
melihat siapa pemilik (power
of ownership system), pengelola (power of management system), dan pengambil manfaat (power of utility system) dari aset
komunitas.
|
1. Terdeskripsinya
tentang kuasa masyarakat (keberdayaan/power) atas aset mereka sendiri.
2. Terurainya
analsisi tentang kuasa aset
masyarakat: siapa pemilik (power
of ownership system), pengelola (power of management system), dan pengambil manfaat (power of utility system) atas aset komunitas.
|
1.
Adanya deskripsi Naratif
tentang kuasa masyarakat (keberdayaan/power) atas aset mereka sendiri.
2.
Adanya uraian
analsisi tentang kuasa aset
masyarakat: siapa pemilik (power
of ownership system), pengelola (power of management system), dan pengambil manfaat (power of utility system) atas aset komunitas.
|
14.
|
Analisis
Pohon Masalah dan pohon harapan (trees problems and hops)*
|
Untuk
merumuskan masalah masyarakat melalui analisis problem sosial dan harapan
pemecahan masalah yang terjadi dalam bentuk pohon masalah dan pohon harapan.
|
Terumuskannya
masalah masyarakat melalui analisis problem sosial dan harapan pemecahan
masalah yang terjadi dalam bentuk pohon masalah dan pohon harapan.
|
1.
Adanya bagan pohon masalah
dan pohon harapan.
2.
Adanya uraian deskriptif
penjelasan tentang masalah dan harapan pemecahan masalahnya.
|
Minggu II To Plan (Merencanakan
Pemecahan Masalah Kehidupan)
NO.
|
KEGIATAN PAR
|
TUJUAN
|
INDIKATOR CAPAIAN
|
BUKTI CAPAIAN
|
1.
|
Logical Framework Aproach (LFA) *
|
Menyusun
rencana pemecahan masalahbersama komunitas melalui model LFA.
|
Tersusunnya
Kerangka LFA yangmengacu pada pohon masalah dan harapan untuk ditindaklanjuti
perencanaan program.
|
1.
Adanya kertas kerja hasil
susunan LFA sebagai dasar perencanaan pemecahan masalah untuk ditindaklanjuti
perencanaan program.
2.
Adanya hasil susunan
matrik analisis hirarki masalah, matrik analisis tujuan, dan
|
2.
|
Pengorganisasian
Gagasan*
|
Untuk
mengorganisir gagasan-gagasan masyarakat dalam rangka memecahkan masalah,
sesuai analisis hirarki masalah dan analisis tujuan.
|
1. Terorganisirnya
gagasan-gagasan masyarakat dalam rangka memecahkan masalah, sesuai analisis
hirarki masalah dan analisis tujuan.
2. Tersusunnya
Analisis Kelayakan Strategis.
|
1.
Adanya deskripsi hasil
penghimpunan gagasan-gagasan masyarakat untuk pemecahan problem sosial.
2.
Adanya matrik analisis
kelayakan strategis (MAKS).
|
3.
|
Pengorganisasian
Potensi*
|
1. Untuk
mengorganisir potensi yang ada pada masyarakat sebagai pijakan untuk
melakukan program bersama dalam rangka pemecahan masalah utama masyarakat
2. Untuk
Tersusunnya potensi Aset masyarakat baik aset sumber daya manusia (Human), Sumberdaya ekonomi (finance), sumberdaya alam (natural), sarana-prasana komunitas (infrastructure), dan aset kelembangan
sosial (institution).
|
1.
terorganisirnyapotensi
yang ada pada masyarakat sebagai pijakan untuk melakukan program bersama
dalam rangka pemecahan masalah utama masyarakat
2.
Tersusunnya potensi Aset
masyarakat baik aset sumber daya manusia, Sumberdaya ekonomi (keuangan),
sumberdaya alam, sarana-prasana komunitas, dan aset kelembangan sosial.
|
1.
Adanya deskripsi hasil
penghimpunan potensi masyarakat.
2.
Adanya matrik analisis
potensi aset komunitas dari masing-masing bidang.
|
4.
|
Pengorganisasian
stakeholders*
|
Untuk
mengorganisir pihak-pihak lembaga (masyarakat, pemerintah, atau swasta) atau
perorangan yang dapat berpartisipasi dan terlibat dalam program bersama untuk pemecahan
masalah utama masyarakat
|
Telah
terorganisirnya pihak-pihak lembaga (masyarakat, pemerintah, atau
swasta) atau perorangan yang dapat
berpartisipasi dan terlibat dalam
program bersama untuk pemecahan masalah utama masyarakat
|
1.
Adanya deskripsi hasil
penghimpunan stakeholder yang bisa dilibatkan dalam proses program pemecahan
masalah utama masyarakat.
2.
Adanya matrik analisis
stakeholders
|
5.
|
Perencanaan
Aksi*
|
Untuk
menyusun rencana operasinal program bersama masyarakat dengan kelengkapan,
jadwal, penanggungjawab, sumberdaya yangdibutuhkan, dan rencana biaya
pelaksanaan.
|
Telah
tersusun rencana operasional
pelaksanan program bersama masyarakat secara lengkap baik jadwal,
penanggungjawab, sumberdaya yangdibutuhkan, dan rencana biaya pelaksanaan.
|
1.
Adanya deskripsi hasil
penyusunan rencana aksi program
berserta kelengapan: Analisis Stakeholder dan analisis potensi
masyarakat,
2.
Tersusunnya matrik
analisis kelayakan strategis(MAKS), dan matrik perencanaan operasional (MPO)
|
6.
|
Budgetting*
|
Untuk
menyusun rencana anggaran pelaksanaan program dan sumber-sumber yang dapat
dimungkinkan tercapai.
|
Tersusunnya
rencana anggaran pelaksanaan program dan sumber-sumber yang dapat dimungkinkan
tercapai.
|
Adanya
deskripsi Rencana anggaran dan biaya (RAB) untuk pelaksanaan program dan
sumber-sumber yang dapat dimungkinkan tercapai.
|
7.
|
Organizing*
|
Untuk
menyusun organisasi pelaksana, siapa penanggungjawab untuk bidang dan sub
bidang tertentu, sesuai keahlian dan kesediaan masing-masing dari anggota
komunitas.
|
Tersusunnya
organisasi pelaksana, siapa penanggungjawab untuk bidang dan sub bidang
tertentu, siapa melakukan apa, dan seterusnya. Sesuai keahlian dan kesediaan
masing-masing dari anggota komunitas.
|
Adanya
susunan dan deskripsi susunan panitia pelaksana.
|
Minggu III-IV
to Action and Reflection (Melaksanakan
Kegiatan dan Teorisasi)
NO.
|
KEGIATAN PAR
|
TUJUAN
|
INDIKATOR CAPAIAN
|
BUKTI CAPAIAN
|
1.
|
Persiapan
Program*
|
1.
Mempersiapakan perangkat-perangkat
kegiatan yang harus disiapkan (software dan hardware)
2.
Melakukan persiapan
prosesi acara
3.
Mempersiapakan tim
pelaksana untuk bekerja sesuai job discription
|
1.
Tersedianya
perangkat-perangkat kegiatan yang dibutuhkan (software dan hardware)
2.
Tersusunan susunan prosesi
acara
3.
Tersusunnya tim pelaksana
yangsiap bekerja sesuai job discription
|
1.
Adanya bukti uraian
persiapan (dalam bentuk cekt list) kebutuhan perangkat kegiatan secara
lengkap
2.
Adanya susunan acara dan
pembawa acara.
3.
Adanaya uraian job discription.
|
2.
|
Pelaksanaan
Kegiatan (program)*
|
1.
Untuk melaksanakan
kegiatan sesuai dengan rencana program yang sudah dimatangkan
2.
Untuk melakukan proses
kegiatan (pelatihan, pendidikan, membentuk lembaga, dst.) sebagai pemecahan
problem komunitas.
|
1.
Terlaksanakannya kegiatan sesuai dengan rencana program yang
sudah dimatangkan
2.
Proses kegiatan
(pelatihan, pendidikan, membentuk lembaga, dst.) sebagai pemecahan problem
komunitas berjalan sesuai rencana yang
disusun.
|
1.
Adanya deskripsi narasi
dinamika proses pelaksanaan program dalam bentuk rekam proses.
2.
Adanya dokumen foto atau
film proses kegiatan dilaksanakan.
|
3.
|
Monitoing dan evaluasi*
|
1.
Untuk memonitor bagaimana
proses pelaksnaan kegiatan dijalankan.
2.
Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan, kelemahan, kegagalan, dan tingkat kerlanjutan program. Melalui
teknik analisis SWOT.
|
1.
Tersusunnya laporan hasil
monitoring proses pelaksnaan kegiatan dijalankan.
2.
Tersusunya hasil analisis
SWOT atas keberhasilan, kelemahan, kegagalan, dan tingkat kerlanjutan
program.
|
1.
Adanya deskripsi naratif
laporan hasil monitoring proses pelaksnaan kegiatan dijalankan.
2.
Adanya deskripsi naratif
hasil analisis SWOT atas keberhasilan, kelemahan, kegagalan, dan tingkat
kerlanjutan program.
|
4.
|
Refleksi
(analisis
Implikasi pada perubahan sosial)*
|
Untuk
melihat tingkat Perubahan sosial telah yang terjadi akibat dari proses
kolaborasi antara mahasiswa KKN dengan
komunitas. Baik dalam proses menganalisis problem mereka (riset kritis),
merencananakan pemecahan masalah, dan mengorganisir gagasan serta potensi
mereka sehingga berimplikasi pada muculnya kesadaran kritis masyarakat dan
tindakan politik masyarakat sehingga terjadi perubahan sosial.
|
1.
Adanya indikator-indikator
perubahan sosial akibat dari proses riset kritis, pendidikan populer, dan
tindakan politik(pemecahan teknis) bersama masyarakat.
2.
Munculnya local leader,
adanya institusi baru, adanya komitmen baru komunitas, dan adanya
keberlanjutan program.
|
1.
Adanya deskripsi naratif
indikator-indikator perubahan sosial akibat dari proses riset kritis, pendidikan
populer, dan tindakan politik(pemecahan teknis) bersama masyarakat.
2.
Adanya teorisasi dari
proses riset dan pendampingan
|
5.
|
Pelaporan
hasil KKN (Laporan Akademik)*
|
Untuk
menyusun draft laporan akademik KKN (bab per bab) berbasis PAR
|
Tersusunnya
laporan akhir KKN dalam bentuk draft laporan akademik (bab per bab) berbasis
PAR
|
Adanya
Laporan akhir KKN dalam bentuk draft laporan akademik (bab per bab) berbasis
PAR
|
6.
|
Pelaporan
Executive Summary (artikel jurnal ilmiah)*
|
Untuk
menyusun draft ringkasan laporan hasil riset aksi partisipatif sebagai bahan
utama untuk publikasi jurnal ilmiah
|
Tersusunnya
draft laporan hasil riset aksi partisipatif dalam bentuk artikel jurnal
ilmiah yang menjadi bahan utama untuk publikasi
|
Adanya
draft laporan hasil riset aksi partisipatif dalam bentuk artikel jurnal
ilmiah yang siap dipublikasikan.
|
7.
|
Pelaporan
Media*
|
Untuk
memproduksi laporan proses dan hasil PAR dalam bentuk power point, foto
slide, atau film dokumentar.
|
Terlah
terproduksinya laporan proses dan hasil PAR dalam bentuk power point, foto
slide, atau film dokumentar.
|
Adanya
produksi laporan proses dan hasil PAR dalam bentuk power point, foto slide,
atau film dokumentar.
|
Keterangan:
1. * Wajib
dilaksanakan
2. ** Dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan pendalaman tema masalah.
CHECK LIST
EVALUASI
PROGRESS REPORT KEGIATAN
KKN LOKASI
DESA LANJUTAN
2013
(Diisi oleh masing-masing DPL)
Kelompok :______________ Desa :______________
Kecamatan:______________ Nama DPL :______________
Minggu I (to Know dan To Understand)
NO.
|
KEGIATAN PAR/PRA
|
CAPAIAN TUJUAN
|
INDIKATOR CAPAIAN
|
BUKTI CAPAIAN
|
1.
|
Inkulturasi
(trust building) *
|
|
|
|
2.
|
Review bersama komunitas hasil
KKN tahun 2012*
|
|
|
|
3.
|
Thematic Mapping *
|
|
|
|
4.
|
Thematic transect*
|
|
|
|
5.
|
Sustainable livlihood Framework (SLF)*
|
|
|
|
6.
|
Survai
Belanja Rumah Tangga dan Profil Keluarga *
|
|
|
|
7.
|
Thematic Historical analisys and time line
**
|
|
|
|
8.
|
Trand and change **
|
|
|
|
9.
|
Seasenal calender **
|
|
|
|
10.
|
Analisis
Pola keberagamaan dan tradisi
Komunitas **
|
|
|
|
|
Analisis
Politik Pembangunan Desa **
|
|
|
|
11.
|
Diagram
Vann *
|
|
|
|
12.
|
Diagram
Alur (relasi ekonomi, keagamaan, sosial) *
|
|
|
|
13.
|
AnalIsis
keberdayaan (power) dan Aset
Masyarakat (analisis tata guna, tata kuasa, tata kelola)*
|
|
|
|
14.
|
Analisis
Pohon Masalah dan pohon harapan (trees problems and hops)*
|
|
|
|
Minggu III
(to Plann)
NO.
|
KEGIATAN PAR
|
CAPAIAN
|
INDIKATOR CAPAIAN
|
BUKTI CAPAIAN
|
1.
|
Logical Framework Aproach (LFA) *
|
|
|
|
2.
|
Pengorganisasian
Gagasan*
|
|
|
|
3.
|
Pengorganisasian
Potensi*
|
|
|
|
4.
|
Pengorganisasian
stakeholders*
|
|
|
|
5.
|
Perencanaan
Aksi*
|
|
|
|
6.
|
Budgetting*
|
|
|
|
7.
|
Organizing*
|
|
|
|
Minggu IV (to Action and Reflection)
NO.
|
KEGIATAN PAR
|
CAPAIAN TUJUAN
|
INDIKATOR CAPAIAN
|
BUKTI CAPAIAN
|
1.
|
Persiapan
Program*
|
|
|
|
2.
|
Pelaksanaan
Kegiatan (program)*
|
|
|
|
3.
|
Monitoing dan evaluasi*
|
|
|
|
4.
|
Refleksi
(analisis
Implikasi pada perubahan sosial)*
|
|
|
|
5.
|
Pelaporan
hasil KKN (Laporan Akademik)*
|
|
|
|
6.
|
Pelaporan
Executive Summary (artikel jurnal ilmiah)*
|
|
|
|
7.
|
Pelaporan
Media*
|
|
|
|
LAPORAN HASIL OBSERVASI
PESIAPAN DESA
Kelompok :________________ Desa :__________________
Kecamatan :________________ Nama
DPL :__________________
NO.
|
KEGIATAN
|
PIHAK TERKAIT
(PEJABAT)
|
FOKUS PEMBICARAAN
|
CAPAIAN
|
KENDALA
|
1.
|
Koordinasi
dengan kecamatan
|
|
|
|
|
2.
|
Koordinasi
dengan Kepala Desa
|
|
|
|
|
3.
|
Pembahasan
Akomodasi
|
|
|
|
|
4.
|
Pembahasan
Transportasi
|
|
|
|
|
5.
|
Pembahasan
kondisi desa
|
|
|
|
|
6.
|
Fokus
Program yang direncanakan
|
|
|
|
|
7.
|
Lain-lain
|
|
|
|
|
Dosen Pendamping Lapangan,
Nip.